We've got to hold on ready or not.
You live for the fight when it's all that
you've got. - Jon Bon Jovi
Tulisan ini adalah lanjutan dari
tulisan saya sebelumnya tentang kata-kata yang jangan digunakan walaupun kita memang
tidak siap. Kalau tulisan sebelumnya saya ingin memberikan pemikiran yang baru
terhadap anda, kali ini saya akan menulis bagaimana cara melakukannya.
Banyak orang berpikir bahwa bisa siap
walaupun sebenarnya tidak siap adalah sebuah
kepalsuan yang diberikan saat kita
berbicara, karena dianggap membohongi audiens. Saya dapat katakan dalan tulisan
ini bahwa anggapan tersebut tidak benar, karena setiap orang memiki kemampuan
yang berbeda dengan yang lain. Bisa saja secara materi ia sudah sangat siap, namun
saat menyampaikannya tidak lebih baik dari seseorang yang sebenarnya belum
siap.
Dalam sebuah seminar tentang CSR ada
2 narasumber yang memaparkan materinya masing-masing. Dalam sesi sebelum
seminar, karena saya sebagai MC sempat berbincang dengan mereka secara
terpisah. Pembicara yang satu terlihat sekali sudah menyiapkan materinya dengan
slides presentasi dan handout yang ia siapkan. Sementara pembicara yang lain
tidak memiliki slides apalagi handout karena dia ditunjuk beberapa jam sebelum
acara menggantikan pimpinannya yang berhalangan hadir.
Apa yang terjadi?
Saat pembicara A memaparkan materinya
ia sangat bergantung pada slides yang memang sudah ia persiapkan beserta
handout yang ia bagikan kepada audiens sehingga
suasana menjadi membosankan karena yang disampaikan sama persis dengan yang
ditampilkan dan dibagikan.
Saat pembicara B memaparkan
materinya, ia hanya bergantung pada pikiran dan tulisannya yang ia buat di
kertas kecil namun mampu mengemasnya menjadi satu pembahasan yang menarik untuk
didengarkan walau yang ia sampaikan tidak sedetail pembicara A1. Perlu diingat
bahwa ia tidak sempat membuat persiapan dan terpaksa untuk hadir sebagai
pengganti pimpinannya.
Yang ingin saya sampaikan adalah
bahwa walaupun kita belum siap namun bukan berarti kita harus terlihat tidak
siap, semua tergantung anda sebagai pembicara apakah mau terlihat tidak siap
atau sebaliknya.Berikut ini adalah tips yang khusus untuk anda yang ingin
terlihat selalu siap saat melakukan public speaking:
Tampilkan bahasa tubuh
percaya diri
Kesiapan seseorang saat public
speaking bukan hanya terlihat dari kemampuan menguasai materi, namun juga dari
kemampuan menguasai diri. Tentu saja gabungan dari keduanya adalah yang terbaik
bagi pembicara, namun dalam tulisan ini keadaannya adalah saat tidak
mempersiapkan materi yang akan disampaikan, sehingga menunjukan bahwa anda
menguasai diri dengan tampil percaya diri adalah hal yang mutlak harus anda
tampilkan. Percaya diri saat tidak siap adalah ketika pandangan mata kita tertuju
kepada seluruh audiens, wajah kita tersenyum, postur kita tegak, gestur kita
dinamis, dengan suara yang terdengar jelas. Saat saya menulis ini,
saya masih berada di amsterdam
menghadiri undangan dari asosiasi pesepakbola dunia. Di hari ke-3 kejutan
terjadi karena hadir di hadapan saya Xavi Hernandes, Cesc
Fabregas, Gerard Pique dari Barcelona
dan kami diminta untuk mengajukan pertanyaan kepada mereka.
Pertama yang ingin saya sampaikan
bahwa saya pengagum berat Xavi Hernandez dan juga Barcelona (setelah Liverpool
tentunya, haha) sehingga bisa anda bayangkan betapa gugupnya saya melihat
mereka di depan saya. Kedua adalah saya harus bertanya kepada mereka karena
pentingnya pertanyaan saya untuk didengar pesepakbola Indonesia, dan tentunya
dengan bahasa Inggris. Saya praktekan tips ini, dimana saya tidak siap namun
saya percaya diri untuk mengangkat tangan dan bertanya kepada mereka. Setelah
acara selesai banyak pihak yang menyalami saya dan mengatakan pertanyaan yang
sangat bagus dan berguna bukan hanya bagi pesepakbola Indonesia namun juga yang
lainnya.
Bahas hanya hal yang
anda kuasai
Saat kita tidak siap jangan lagi
terbebani dengan materi yang harus anda bisa jelaskan secara lengkap dan detail
sebagaimana ketika anda siap. Lupakan apa yang tidak anda ketahui dan mulai
Lakukan apa yang anda kuasai. Banyak sekali pembicara yang sedang tidak siap
tetap ingin menyampaikan semua materi yang sebenarnya ia tidak kuasai, sehingga
pesan yang disampaikan tidak "mengena" ke audiens. Lebih baik untuk
fokus kepada hal yang dikuasai atau ketahui untuk disampaikan dengan cara tepat
daripada fokus kepada hal yang tidak dikuasai atau tidak diketahui.
Bawakan bahan dengan
ringan namun menarik
Saat anda tidak siap dengan 2 tips
tadi sekarang anda sudah percaya diri dan membahas hal yang anda kuasai.
Percaya diri dan membahas hal yang anda kuasai ini
perlu ditambah lagi dengan
membawakannya secara ringan dan menarik. Saat anda membawakan dengan lebih
ringan maka diri anda sendiri tidak akan terlalu terbeban dengan pesan yang akan anda sampaikan, dan
selain itu audiens juga lebih mudah untuk mencerna apa yang hendak anda
sampaikan. Menyampaikan dengan menarik membuat audiens anda akan memberi
perhatian kepada anda walaupun mungkin pesan yang anda sampaikan tidak selengkap
dan sedetail yang mereka harapkan. Ringan dan menarik ini mengaktifkan otak
kanan audiens, sementara membawakan dengan detail dan lengkap adalah otak kiri.
Ketika anda tidak mampu memberikan "makanan" kepada audiens otak kiri
anda, mulailah membuat mereka rilex dengan mengkatifkan otak kanannya, sehingga
ke krtitisan yang akan diberikan juga berkurang karena mereka pun terbawa
dengan bahasan anda yang ringan dan menarik
Tidak ada komentar:
Posting Komentar