Rabu, 21 Agustus 2013

ANALOGI UNTUK MENYAMAKAN FREKUENSI

One good analogy is worth three hours discussion.  -Dudley Field Malone

Sudah 2 bulan ke belakang teman-teman dapat berlatih public speaking dengan teknik "story telling" yang digunakan sebagai salah satu teknik dalam berbicara untuk dapat engage, connect, related, dan menarik perhatian pendengar. Sangat senang melihat  teman-teman yang kami lihat sangat potensial dan nyaman untuk menggunakan teknik tadi dalam penyamapaian materinya.

Di bulan ini kita masuk ke teknik baru yang memiliki tujuan yang sama dengan teknik story telling yaitu bagaimana pesan yang hendak kita sampaikan dapat berada dalam suatu 'frekuensi' yang sama dengan pendengar. Teknik yang dipakai selama bulan Juli ini adalah teknik analogi atau perumpamaan.

Analogi adalah suatu proses penalaran dengan menggunakan perbandingan dua hal yang berbeda dengan cara melihat persamaan dari dua hal yang di perbandingkan tersebut sehingga dapat digunakan untuk memperjelas suatu konsep.

Analogi diperlukan mengingat saat kita berbicara sekali lagi saya katakan bahwa kita belum tentu berada di dalam suatu 'frekuensi' yang sama dengen pendengar. Frekuensi yang saya maksud adalah "mindset, values, beliefs, knowledge" antara anda sebagai pembicara belum tentu sama dengan pendengar. Adanya gap tersebutlah yang dapat diminimalisir dengan penggunaan teknik analogi ini.

Dalam berbagai kesempatan saat saya diundang untuk berbicara mengenai 'pasangan hidup', saya berhadapan dengan audiens yang berbeda-beda dengan beragam frekuensi tentang topik tadi. Untuk bisa mengurangi gap tadi, dengan rata-rata usia audiens yang sudah mampu untuk mengendari mobil sendiri saya sering menganalogikannya dengan berikut ini:

"Tidak memiliki pasangan hidup dapat dianalogikan seperi saat kita berkendara tanpa kaca spion. Tanpa itu sebenarnya kita mampu untuk tetap dapat berkendara, TETAPI akan jauh lebih MUDAH bagi kita saat di jalan, dan tentu menjadi lebih CEPAT sampai di tujuan, NYAMAN, dan AMAN saat kita memiliki spion di kendaraan kita. Jadi pastikan untuk memiliki pasangan yang memang dapat berguna seperti spion itu, bukan justru membuat kita mengalami kecelakaan dalam perjalanan".

Analogi tadi saya sampaikan untuk dapat diterima oleh seluruh audiens yang hadir dengan 'tawaran pesan' yang saya harapkan dapat mudah dimengerti dan disetujui oleh audiens yang mendengar bahwa pilihlah pasangan yang akan membuat kehidupan kita lebih mudah, aman, nyaman, lebih cepat sampai tujuan.

Sekarang minggu kedua 360 community menggunakan teknik ini, saya ucapkan selamat mencoba, dan saya akhiri tulisan seri pertama tentang analogi ini dengan beberapa tips menggunakan analogi berikut ini:

1.    Kenali dulu profile audiens anda
2.    Tentukan di pesan yang mana anda akan gunakan analogi
3.    Pastikan analogi yang disampaikan relevan dengan audiens anda

4.    Tempatkan analogi untuk membantu pesan utama tidak sebaliknya

Tidak ada komentar: