Kamis, 22 Agustus 2013

FIFPro General Assembly, Washington DC 2012 – Part 3

Pelajaran Berharga Dari Asosiasi Pemain di Amerika Serikat
Dalam setiap kemenangan yang didapat akan ada pertarungan yang harus dilaluisebuah kata sederhana yang bermakna sangat dalam bagi kami ketika Demaurice Smith, Executive Director dari Asosiasi Pemain di NFL memberikan presentasinya dalam FIFPro General Assembly di Washington DC. Maurice menuturkan bahwa untuk NFL bisa se popular saat ini dan menghasilkan keuntungan yang sangat banyak dengan keberadaan asosiasi pemain yang sangat kuat tidak datang dalam satu hari, mereka perlu waktu lebih dari 20 tahun untuk bisa sekuat hari ini. Mereka pernah melalui masa Lockout*, penurunan gaji, pembagian revenue yang tidak sebanding, perlindungan terhadap cedera yang tidak memadai. Perlahan namun pasti mereka mampu bangkit ketika setiap pemain menyadari bahwa suara mereka akan didengarkan jika mereka berada dalam satu wadah.
Tidak jauh berbeda dengan asosiasi pemain di NFL, Michael Weiner, Executive director asosiasi pemain di Major League Baseball (MLB) juga menuturkan dalam presentasinya bahwa perjuangan mereka sudah berlangsung sejak lebih dari 25 tahun yang lalu dimana yang selalu terjadi adalah pengelola liga, pemilik klub ingin keuntungan yang sebesar-besarnya dengan menurunkan hak yang dapat diterima oleh pemain serendah-rendahnya. Di MLB, masih menurut Michael yang ia dan rekan-rekan asosiasi lakukan ialah selalu meyakinkan pemain bahwa 1 suara mereka itu semua penting, tidak perduli apakah pemain top atau bukan, mereka yakinkan bahwa setiap suara mereka pasti akan diperjuangkan. Pemain terus dilibatkan dalam setiap negosiasi,dan tercatat jika MLB mengadakan negosiasi dengan asosiasi pemain, tercatat pemain yang hadir bisa mencapai 100 orang dalam negosiasi tersebut. Ucapan penutup Michael yang akhirnya dibalas dengan standing applause adalah: “kemenangan dalam pertarungan sebuah asosiasi pemain bukanlah saat berhasil dalam negosiasi, namun saat berhasil menyatukan pemain untuk berjuang bersama-sama dalam jangka waktu yang panjang”.
Sebagaimana yang kita juga ingat bahwa NBA tahun lalu juga terjadi lockout ketika para pemilik klub tidak mencapai kesepakatan dengan pemain lewat asosiasi pemain NBA, dan sampai saat tulisan ini dibuat juga sedang terjadi lockout di National Hockey League dan masih berlangsung negosiasi pemilik klub dengan asosiasi pemain mereka. Hal ini menandakan keberadaan asosiasi pemain sangatlah penting di setiap cabang olahraga.
Tulisan di atas adalah keberadaan asosiasi pemain di 4 cabang olahraga terpopuler di AS, bagaimana dengan asosiasi pemain di MLS sendiri? MLS Players Union juga saat ini semakin berkembang dan posisinya menguat. Sebagaimana kita tahu bahwa cabang sepakbola disana baru mulai dikenal saat Piala Dunia 1994, dimana saat itu sepakbola masih lebih banyak dimainkan secara amatir dan kalaupun ada yang professional pemain mereka tidak memiliki posisi tawar yang seimbang. Seiring berjalannya waktu mereka mendirikan asosiasi pemain dan mulai mendapatkan hasil yang sangat baik untuk pesepakbola disana. Saat ini tercatat seluruh pemain di MLS adalah anggota asosiasi yakni 540 anggota dan telah menghasilkan hal-hal positif lainnya.
Dari kisah-kisah asosiasi pemain yang ada di 5 cabang olahraga tim yang terpopuler saat ini di AS, sangat serupa dengan perjuangan yang ada di asosiasi pesepakbola yang ada dalam naungan FIFPro, dimana yang membedakan hanyalah jika dianalogikan dengan Video Games, yakni ada di Level mana saat ini asosiasi pesepakbola itu berada. Ada yang sudah berada di level atas dan nada yang masih berada di level bawah. Dan seperti layaknya bermain games tidaklah mungkin kita bisa berada di level 10 tanpa kita lalui level 1-9.
Dari banyaknya level yang akan dilalui sebuah asosiasi pemain, yang kami dapat dari kongres ini bahwa level awal adalah level “solidaritas pesepakbola”, yakni tahap dimana pesepakbola memiliki keinginan bersama untuk memperjuangkan suara mereka dalam satu wadah bersama. Level dimana ketika satu pemain tersakiti yang lain akan merasakan hal yang sama, level dimana pesepakbola tidak hanya mementingkan kepentingan dan keuntungannya sendiri namun harus secara bersama.
Pesepakbola Indonesia saat ini memiliki wadah yang menjadi anggota FIFPro yang bernama APPI, yang secara lama berdirinya sudah ada sejak 3 tahun yang lalu, namun baru benar-benar aktif sekitar 1 tahun yang lalu. Bersamaan dengan aktifnya APPI ini juga terjadi hal-hal yang tidak menguntungkan kondisi persepakbolaan di tanah air, mulai dari dualisme kepemimpinan, dualisme liga, keterlambatan gaji pesepakbola sampai dualisme tim nasional. Kami menyadari betul bahwa ada ekspektasi yang berbeda dari berbagai pihak untuk APPI dalam berbuat sesuatu dengan kondisi yang ada sekarang, dimana kami sangat mengapresiasi setiap dukungan maupun kritikan yang ada. Kami juga sangat menyadari bahwa saat ini kami masih dalam tahap solidaritas pemain sebagai sasaran utama, dimana untuk itupun kami belum maksimal sampai dengan saat ini. Namun satu hal yang pasti, kami akan terus berjuang untuk pesepakbola yang ada di Indonesia untuk keadaaan persepakbolaan yang jauh lebih baik dari saat ini.
Pekerjaan rumah kami masih sangat banyak, karena setelah level solidaritas ini pun masih banyak level lain yang harus dilalui, sebagaimana yang juga saat ini sedang berlangsung di Negara-negara maju sekalipun. Asosiasi pesepakbola di Inggris, Spanyol, Italia, Argentina, Brazil dan Negara-negara maju lainnya di sepakbola masih terus berjuang, begitu juga di Negara-negara afrika, Eropa timur, sampai di negara-negara asia. Untuk itulah asosiasi pesepakbola ini berdiri, bahwa tidak ada pesepakbola yang merasa ditinggalkan, tidak ada yang dibiarkan sendirian walaupun untuk itu ada proses dan waktu yang harus dijalankan.
Seperti yang telah dituliskan di awal bahwa setiap kemenangan ada pertarungan yang harus dilalui, dan setiap pertarungan pasti ada waktu yang harus dijalankan karena semua itu perlu proses dan pengorbanan.
Karenanya kami akan terus mengedukasi pesepakbola di Indonesia agar dapat satu suara, satu hati dan satu tindakan dan juga tentu kami sangat memerlukan dukungan dari seluruh masyarakat pecinta sepakbola di Indonesia, jangan putus harapan dan jangan sesali keadaan yang ada, namun mari kita bersama berbuat hal yang benar untuk persepakbolaan kita, karena untuk setiap masalah pasti ada jalan keluarnya.
Salam hangat dari kami, yang melaporkan langsung dari Washington DC, Amerika Serikat.
Valentino Simanjuntak
GM APPI

FIFPro General Assembly, Washington DC 2012 – Part 2

Opening
Sebagaimana yang telah dilaporkan sebelumnya bahwa kongres FIFPro tahun ini diawali dengan Board Meeting tiap divisi yang ada. Kongres dilanjutkan dengan pertemuan seluruh divisi dan anggota yang ada, yang dibuka oleh Theo Van Segellen selaku General Secretary dari FIFPro yang mengumumkan bahwa Ekuador yang sebelumnya telah di suspend dari FIFPro karena kasus korupsi yang ada, mulai tahun ini setelah disetujui oleh Booard of Fifpro kembali diberikan kesempatan dengan status kandidat member.
Acara dilanjutkan dengan sambutan yang diberikan oleh Presiden FIFPro Mr. Leoonardo Grosso yang mengutarakan bahwa issue tentang Standard minimum kontrak bagi pesepakbola harus dapat difasilitasi ooleh setiap asosiasi sepakbola di tiap divisi yang ada dan ia juga berbicara tentang bagaimana FIFPro harus mampu memiliki strategi yang mampu mencegah masalah gaji yang tidak dibayar dan gaji yang tidsak tepat waktu. Tentang standard minimum kontrak, sebagai informasi FIFPro sudah berhasil membuat MoU dengan UEFA yang langsung diwakiliki oleh Michel Platini agar standard minimum kontrak tersebut yang dipakai diseluruh tim sepakbola dalam yurisdiksi UEFA.
Setelah sambutan Presiden FIFPro dilakukan seremonial pengangkatan 4 anggota baru yang kesemuanya berasal dari Eropa Timur yakni:
  1. Kroasia
  2. Ceko’
  3. Montenegro
  4. Ukraina
Berkembangnya asosiasi pesepakbola di eropa timur juga tidak lepas dari peran FIFPro yang berani mengkritisi keadaan disana dengan FIFPro Blackbook eastern Europe yang berisi kritisi pelanggaran dan kekerasan kepada pesepakbola yang terjadi disana.
Asosiasi Pesepakboola Amerika Serikat
Selaku tuan rumah MLS Players Union diberi waktu untuk mempresentasikan tentang asosiasi mereka, yang saat ini sudah beranggootakan 550 dari 550 pesepakbola professional yang ada. MLS juga. Mereka mampu untuk melakukan perubahan poositif bagi pesepakbola sebagai berikut:
  • Meningkatkan standard gaji pesepakbola
  • Meningkatkan nilai kontrak pesepakbola 14% – 70%
  • Perlindungan kontrak pekerja
  • Perencanaan Pensiun dengan kontribusi dari liga
  • Adanya badan arbitrase yang netral
FIFPro Legal Team
Match Fixing
Bahwa saat ini FIFPro bersama dengan FIFA bekerjasama dengan Interpool dalam mencegah dan menyelidiki kasus atau potensi kasus terhadap match fixing, karena kasus ini yang paling mudah untuk dijadikan target adalah pesepakbola itu sendiri. Karena itu juga setiap Negara diminta untuk memulai kerjasama dengan pihak terkait di Negara masing-masing untuk dapat mencegah dan menyelidiki terhadap masalah ini.
CAS
Bahwa saat ini sedang terjadi komunikasi antara FIFPro dan FIFA untuk dapat mendesak CAS merevisi beberapa ketentuan bercara yang dianggap memberatkan dan menyulitkan pesepakbola.
DRC FIFA
DRC FIFA dikritisi karena waktu penyelesaian terhadap satu kasus yang berlangsung cukup lama, sehingga dianggap tidak lagi efektif, karenanya FIFPro akan memberikan rekomendasi bagi FIFA terkait masalah ini.
NDRC
Bahwa banyak Negara yang sampai saat ini belum memiliki NDRC, termasuk Indonesia, dan kalaupun ada banyak tiap Negara yang belum mengikuti ketentuan FIFA tentang NDRC yang diatur dalam circular letters FIFA no. 1010/1129. Karenanya FIFPro juga meminta anggotanya untuk mulai melakukan pertemuan-pertemuan dengan asosiasi sepakbola dalam membahas tentang hal ini.
Labor Union
Bahwa dengan masih adanya kendala dengan DRC dan NDRC FIFPro menyarankan untuk tiap asosiasi mendaftarkan di negaranya masing-masing sebagai serikat pekerja sehingga hak dan kewajiban dalam kontrak bias tercakup dalam undang-undang tenaga kerja begitujuga ketika terjadoi suatu dispute dapat diselesaikan dalam lingkup tenaga kerja.
Indonesia Special Condition
Dalam kongres sesi ini juga disampaikan secara terbuka tentang kondisi sepakbola Indonesia khususnya tentang masalah keterlambatan gaji pesepakbola. Banyak dari anggota FIFPro yang juga sudah menerima laporan dari anggotanya tentang masalah mereka di Indonesia. Karena itu dibentuk tim khusus yang dipimpin oleh Mr. Takuya Yamazaki wakil ketua FIFPro Asia untuk mendata laporan yang ada dari seluruh dunia untuk dapat coba diselesaikan secara bersama-sama kepada pihak yang berkepentingan.
Di tengah banyak nya asosiasi Negara-negara maju hadir dalam kongres ini, dengan membicarakan secara khsus yang terjadi di Indonesia membuktikan bahwa FIFPro sebagai Players Union benar-benar bekerja untuk mellindungi kepentingan pesepakbola di seluruh dunia tannpa melihat dari Negara mana asosiasi atau pesepakbola itu berasal. Suatu keadaan yang membuat setiap anggota merasa diterima dan didukung untuk bergerak secara global dalam melindungi pesepakbola.
DI hari ke-3 direncanakan Prince Ali sebagai VP FIFA juga akan hadir dalam kongres FIFPro dan akan menyampaikan pandangannya tentang hubungan FIFPro dengan FIFA.
Valentino Simanjuntak
GM APPI

FIFPro General Assembly, Washington DC 2012 – Part 1

Asosiasi Pesepakbola Profesional Indonesia (APPI) sebagai anggota resmi dari FIFPro kembali diundang untuk menghadiri kongres tahunan yang kali ini berlangsung di Washington DC 8-12 October 2012.Kongres kali ini bukian saja dihadiri oleh ke 55 anggota FIFPro namun juga 4 negara yang tahun ini diangkat menjadi member FIFPro (Kroasia, Ceko, Montenegro, Ukraina) dan 1 observer (Palestina).
Dalam kongres hari pertama diadakan Board meeting untuk tiap Divisi, yang terdiri dari Divisi Eropa, Amerika, Afrika, dan Asia. Dalam rapat Board Asia yang diikuti oleh APPI membahas tentang perkembangan yang ada, dimana saat ini FIFPro Asia hendak memberi perhatian kepada Malaysia, Thailand, Korea Selatan, dan China untuk dapat mendirikan asosiasi pemain mereka masing-masing.
Asosiasi Palestina
Dalam rapat Board Asia ini juga dihadiri oleh perwakilan Palestina Mr. Rami Rabi yang harus menjalani perjalanan selama 2 hari untuk dapat sampai ke Washington karena ia tidak diizinkan untuk dapat melalui Israel. Keberadaan perwakilan dari Plalestina tidak lepas dari peran FIFPro sejak tahun lalu yang beberapa kali sudah mengadakan rapat dengan persatuan sepakbola palestina dan juga pesepakbola disana. Hasil yang paling signifikan adalah tekanan yang dilakukan oleh FIFPro kepada Israel yang memenjarakan Mahmoud Sarsak, salah seorang pesepakbola Palestina karena ia hendak bermain professional menyeberangi jalur gazza. Pemain ini sudah dipenjara 8 bulan dan akirnya melakukan mogok makan hamper 3 bulan sebelum akhirnya dilepaskan walau dia harus kembali ke palestina dan tidak bisa menyeberang jalur gazza. Perkembangan baik yang lain adalah sudah ada 265 pemain professional saat ini di Palestina dimana dalam kontrak mereka ada minimum gaji yakni 1000 USD/bulan. Namun demikian mereka juga saat ini menghadapi 3 permasalahan penting, yakni:
  1. Tidak adanya kebebasan pesepakbola professional di Palestina untuk bermain di sepanjang wilayah Palestina dengan adanya sengketa jalur gazza
  2. Pesepakbola di Palestina tidak diizinkan bertemu dengan keluarga
  3. Tim nasional Palestina belum dapat bermain di luar daerah Palestina
Dan untuk hal tersebut Asosiasi Palestina meminta dukungan dari FIFPro, dan sudah menjadi kewajiban FIFPro untuk terus mendkung perkembangan asosiasi pesepakbola disana.
Indonesia
Tentang keadaan Indonesia, kembali APPI menyampaikan progress yang sudah ada, yakni meningkatnya tingkat kepercayaan pesepakbola kepada APPI dengan member yang sudah mencapai hampir 300 anggota. Selain itu tentu saja APPI juga melaporkan keadaan yang ada sekarang terjadi di Indonesia tentang tim nasional dan keterlambatan gaji pesepakbola yang nantinya akan dibahas pula dalam sesi bersama dengan seluruh divisi.
Tentang kondisi tim nasional dimana saat ini masih terjadi dualism walaupun sudah ada keseakatan baru dengan JC FIFPro asia juga menyayangkan ketidaktegasan AFC dengan adanya kalimat “kewenangan JC untuk mengharmonisasi” yang memang sampai dengans saat ini masi h multi interpretasi sehingga belum membuat tim nasional dapat bersatu.
Dari pertemuan pertama ini FIFPro asia sepakat untuk terus memperkuat solidaritas anggota di tiap-tiap asosiasi dan selain itu juga saling mendukung untuk semakin banyak mendirikan asosiasi pesepakbola di wilayah Asia. Brendan schwab selaku ketua FIFPro Asia dalam kesempatan kali ini juga berencana untruk datang ke Indonesia guna berdialog dengan berbagai pihak yang berkepentingan.
Valentino Simanjuntak
GM APPI

Tim Nasional Sepakbola Indonesia Milik Siapa?

Masalah terbesar bagi pesepakbola yang sejak adanya dualisme kepemimpinan PSSI terjadi adalah tentang tim nasional dan pemenuhan gaji pemain yang tertunda, dimana sampai dengan saat ini 2 masalah tersebut masih belum ditemukan jalan keluarnya. Dalam tulisan kali ini penulis akan membahas tentang tim nasional Indonesia yang saat ini seakan-akan menjadi milik salah satu pihak yang bersengketa.
Sekedar mengigatkan kita tentang masalah tim nasional ini, masalah yang timbul kalo dapat penulis tulis secara singkat adalah saat pesepakbola yang bermain di ISL tidak diizinkan untuk bermain di tim nasional karena adanya aturan FIFA yang mengharuskan pesepakbola bermain di liga resmi dimana menurut ketua umum PSSI versi Bpk Djohar Arifin Husein adalah kompetisi IPL. Selang dua bulan kemudian  PSSI mencabut larangan itu dan meminta pemain ISL untuk dapat bergabung, namun kali ini dari kepengurusan PSSI versi Bpk La Nyala Mataliti dan managemen klub-klub yang ada di ISL yang melarang pesepakbola  untuk memenuhi pemanggilan tim nasional yang ada.
Bulan lalu akhirnya kita mendengar kabar yang menggembirakan karena para pihak yang bersengketa sudah menandatangani satu MoU yang dapat menjadi harapan proses pemulihan keadaan yang terjadi di sepakbola di Indonesia, termasuk tentang tim nasional. Banyak pihak termasuk APPI sudah optimis bahwa dengan adanya MoU tadi maka semua pesepakbola terbaik di Indonesia berhak membela tim nasional terlepas bermain di liga mana. Ternyata anggapan itu buyar saat pemain-pemain ISL yang dipanggil dalam tim nasional U-22 untuk kualifikasi Piala Asia tidak diizinkan klub mereka dan akirnya memilih kembali ke klubnya masing-masing. Hal ini tentu saja membuat kekecewaan banyak pihak, terutama pihak yang secara netral mendukung tim nasional terbaik untuk dapat tampil. Apalagi setelah rapat joint committee pertama muncul pernyataan dari wakil ketua JC bahwa urusan tim nasional juga berada dalam JC, sementara pernyataan ketua JC tidak membenarkan hal tersebut karena tidak dibahas dalam pertemuan dan memang tidak tercakup dalam job desk dari JC itu sendiri mengacu pada MoU.
Hal ini tentu saja kembali menjadi bibit kontroversi yang dapat timbul, karenanya penulis ingin pembaca dapat turut menganalisa dan berpikir dengan jernih dilihat dari kacamata aturan-aturan yang akan penulis paparkan di bawah ini.
MoU PSSI, ISL & KPSI
Dalam Preamble MoU disebutkan tugas PSSI: ‘whereas PSSI is the only national football association that has the authority to regulate, manage, and organized all football activities or competitions in Indonesia’. Dari tafsiran atas definisi di atas berarti para pihak mengakui PSSI adalah satu-satunya Asosiasi sepakbola di Indonesia yang memiliki kewenangan untuk mengatur, mengelola dan mengorganisir segala kegiatan yang terkait dengan sepakbola. Pertanyaan untuk pembaca: apakah itu berarti termasuk dalam membentuk tim nasional?
Sementara itu tugas Joint Committee dalam Point C butir 4 ‘to evaluate the IPL and ISL in order to create one and only one top-tier Indonesian Football league as soon as possible’. Ditambah lagi dengan melakukan agenda tentang status exco PSSI dan menyelenggarakan kongres. Pertanyaan untuk pembaca adalah: apakah pembentukan tim nasional ada dalam kewenangan JC?
FIFA Regulations on the status and transfer of Players Annexe 1
KLUB
Bahwa klub wajib hukumnya memberi izin kepada pemain yang dipanggil ke tim nasional selama pertandingan yang akan dijalani termasuk di dalam International Match Calendar FIFA dan berlaku juga untuk semua pertandingan dengan dasar keputusan khusus dari exco FIFA.
FEDERASI
Bahwa federasi wajib hukumnya untuk mengirimkan surat 10 hari jelang pertandingan (untuk pemain yang main di dalam negeri) kepada klub dan memberikan jaminan bahwa pemain akan kembali ke klub selambat-lambatnya 24 jam setelah pertandingan (jika bermain di 1 konfederasi) dan bisa jadi 48 jam (jika bermain di luar konfederasinya)
PESEPAKBOLA
Pesepakbola wajib hukumnya untuk memenuhi pemanggilan dirinya di tim nasional jika memang dalam keadaan yang sehat untuk bermain, dan jika cedera harus dengan pemeriksaan dokter yang dipilih oleh federasi
Terhadap 3 kewajiban tersebut baik kepada klub, federasi, dan pesepakbola jika terbukti dilanggar akan ada sanksi dari FIFA yang beragam.
Dari ketentuan di atas sekarang pembaca dapat menganalisa dengan dasar hukum yang penulis paparkan apabila Tim Nasional Indonesia di pertandingan mendatang tetap tidak diperkuat oleh pemain terbaiknya, terletak dimanakah dari ketiga unsur di atas (Klub, Federasi, Pesepakbola) yang menyalahi aturan FIFA di atas.
Penulis tentu berharap mulai sekarang Klub harus legowo melepas pemainnya ke tim nasional, apabila memang tidak ada alasan yang kuat untuk menolak. Federasi juga harus mengundang pemain dengan tata cara yang sesuai. Pesepakbola pun harus dapat membuat keputusan yang dapat  mereka ambil bukan semata-mata memenuhi keinginan pihak tertentu tetapi harus memenuhi hak dan kewajiban yang tertulis menurut FIFA dan juga tentunya memberikan sumbangsih skillnya untuk kepentingan negara Indonesia.
Saya tutup tulisan kali ini dari preamble MoU antara PSSI, ISL dan KPSI:  ‘Whereas PSSI, ISL and KPSI reaffirm their statutory obligations to remain neutral in politics, to promote friendly relations between members, clubs, officials, and players, and to endorse the principles of fair play as well as the principles of loyalty, integrity, and sportmanship’.
Kalau sudah jelas hal di atas disetujui oleh para pihak, apakah menurut pembaca wajar jika salah satu pihak ada yang masih tidak setuju untuk tim nasional diperkuat oleh seluruh pemain terbaik Indonesia?
Menurut Tim Nasional Indonesia bukan milik pihak-pihak tertentu, tim nasional Indonesia adalah milik bangsa Indonesia yang mempercayakan pengelolaannya kepada federasi, diperankan oleh pesepakbola terbaik, dan dibina oleh klub tempat mereka bermain. MERDEKA!!!
Valentino Simanjuntak
General Manager APPI

Perusahaan lokal (justru) mensponsori Klub Asing, Tanya Kenapa? – Part 2

Jika dalam tulisan bagian pertama, penulis mengutarakan keadaan yang terjadi di persepakbolaan Indonesia untuk dijadikan bahan pemikiran bersama bagi pembaca, mengapa perusahaan lokal justru mensponsori klub asing ataupun pemain asing untuk menjadi brand ambassador-nya, maka di bagian kedua ini penulis memberikan informasi tentang paket sponsorship yang digunakan di klub-klub yang sudah mendunia dan dapat pembaca bandingkan dengan yang ada di Indonesia.
Musim 2012-2013 akan segera dimulai, aktivitas yang selalu ramai untuk dinantikan sementara pesepakbola sedang berlibur adalah bursa transfer pesepakbola dan yang tidak kalah menariknya adalah sponsorship yang didapat oleh klub-klub menjelang kompetisi baru. Selama ini sponsor utama bagi klub adalah produsen jersey yang dipakai dan branding nama perusahaan yang ditempatkan di bagian depan jersey dengan durasi kontrak antara 3-10 tahun menjadi sumber penghasilan dana bagi klub-klub sepakbola. Seiring semakin mendunia-nya sepakbola melalui segala media dan dampak positif yang di dapat banyak perusahaan dengan memberikan sponsor bagi klub sepakbola membuat semakin banyak perusahaan dengan merek-merek terkenal ingin menjadi sponsor bagi klub sepakbola. Di sisi lain semakin mahalnya nilai transfer dan kontrak  pemain membuat klub harus kreatif dalam menjual klubnya kepada sponsor.
Dari keadaan di atas maka terbentuklah keadaan ‘pasar’ yang ada seperti sekarang ini antara sponsor dengan klub sepakbola:
Sponsor Jersey
Ini adalah sponsor terbesar dan menurut penulis juga yang paling dibutuhkan bagi klub itu sendiri. Sponsorship ini biasanya berdurasi cukup panjang antara 3-10 tahun. Sponsor memerlukan media promosi bagi produknya untuk digunakan oleh seluruh anggota dari klub pesepakbola, sponsor dapat juga mempromosikan teknologi terbaru yang mereka miliki, dan sponsor dapat meningkatkan image-nya jika yang menggunakan adalah klub besar dan berprestasi. Di sisi lain bagi klub juga tentu memerlukan seragam dan perlengkapan pakaian lain yang dapat digunakan baik saat bertanding maupun berlatih dengan bahan yang paling berkualitas untuk memperolah kenyamanan saat digunakan serta sekarang yang tidak kalah pentingnya adalah model yang paling oke.
Untuk sponsorship yang satu ini sudah tentu Merek Adidas dan Nike jadi yang terdepan dalam mensponsori klub dengan nilai yang fantastis. Sekarang bahkan banyak merek-merek lain yang bermunculan pada jersey klub sepakbola. Macron, produsen pakaian olahraga buatan Italia baru saja memperpanjang kontrak dengan Napoli hingga 2015 dengan memberikan kompensasi dana, pakaian baik untuk kepentingan pertandingan maupun kasual. Alasan Macron memperpanjang kontrak karena sejak dikenakan oleh tim Napoli Macron saat ini semakin dikenal dan menjadi salah satu yang terdepan di dunia internasional untuk pakaian olahraga. Bukan hanya klub Italia, Aston Villa dan West Ham United klub dari Inggris juga telah bersepakat dengan Macron, bahkan khusus aston villa  nilai kontrak yang disepakati membuat rekor di klub mereka dengan nilai 15 juta poundsterling untuk 4 tahun menggantikan Nike. Merek baru yang juga sekarang sudah mencoba mensponsori jersey sepakbola adalah Warriors yang lebih terkenal untuk digunakan di American Football dan sekarang mensponsori klub Liverpool
Di Indonesia sendiri kita bisa meihat produsen pakaian yang mensponsori klub sangat beragam, mulai dari merek lokal sampai merek asing, sebut saja League, Specs,Vilour, Umbro, Joma yang mana ironinya adalah tidak ada yang disponsori oleh 2 merek besar Adidas ataupun Nike.
Bahkan ada kisah menarik beberapa tahun lalu, ketika klub tidak mendapatkan sponsor untuk jersey, pihak klub memesan pakaiannya sendiri sekaligus memesan bordir logo merek tertentu agar terlihat ‘bonafide’, sebuah kenyataan yang sangat unik tentunya, karena bukan saja melanggar hak merek dari merek tersebut, namun juga secara tidak langsung mempromosikannya.
Kalau di luar negeri produsen tidak ragu memberikan sponsorship 3-10 tahun, tentu sulit dilakukan di Indonesia, karena rata-rata kontrak pemain saja 1 tahun selain itu tidak jelasnya keberlangsungan berjalannya liga setiap musim kompetisi.
Sponsor Depan Jersey
Sponsorhip ini adalah yang paling banyak diminati brand besar, karena akan selalu melekat di jersey pesepakbola dimanapun dan kemanapun mereka bermain, termasuk yang dijual ke khalayak umum, sehingga ketika yang membeli jersey tersebut misalnya 1 juta orang, maka akan ada 1 juta orang yang sedang ‘mempromosikan’ brand tersebut.
Juara MLS cup LA Galaxy telah mengumumkan bahwa mereka telah membuat rekor dengan pihak sponsor yakni Herbalife, dengan bersepakat perpanjangan kontrak 10 tahun (2012-2022) senilai USD 44 juta. Alasan mereka untuk memperpanjang kontrak mereka menurut pihak sponsor adalah bagaimana berhasilnya mereka ‘berjudi’ dengan mensponsori LA Galaxy 6 tahun yang lalu ketika belum banyak yang mengetahui. Sekarang seluruh dunia sudah mengetahui klub ini dan mereka mendapatkan apa yang mereka inginkan yakni mempromosikan hidup yang aktif dan sehat.
Klub Inggris Newcastle United mampu menarik sponsor ketika klub mereka sedang krisis musim lalu salah satunya dengan mendapatkan sponsor depan jersey mereka dari salah satu perusahaan multibilioner Richard Branson, yaitu ‘Virgin Money’ sehingga musim lalu bukan saja mereka selamat secara finansial namun dapat membeli pemain-pemain baru serta prestasi yang sangat baik
Bicara di Indonesia cukup unik aturan untuk sponsor yang satu ini, mulai dari aturan semua klub harus menggunakan sponsor depan jersey yang sama, kemudian tiap klub bebas untuk menempelkan sponsor-sponsornya di jersey seperti pakaian balap, sampai dengan keadaan klub tidak mendapat sponsor depan jersey ini semua pernah dilalui oleh klub di Indonesia.
Sponsor Nama Stadion
Nama stadion berubah menjadi nama sponsor tentu tidak menjadi keputusan populer di mata suporter karena dianggap melanggar ‘kesucian’ dari nama stadion kebanggaan mereka. Namun melihat butuhnya klub sokongan dana dari sponsor maka stadion-stadion besar saat ini mulai menggunakan nama sponsor mereka
Contoh paling populer dengan keputusan menamakan stadion mereka dengan nama Merek sponsor adalah Stadion Emirates untuk Arsenal, dengan nilai kontrak sekitar 100 juta poundsterling, kemudian Alianz arena untuk klub Bayern Munchen juga memiliki kisah yang sama, walaupun di protes pada awalnya namun memang keputusan itu menolong keberlangsungan klub. Yang sampai sekarang masih terjadi konflik terkait ini adalah Newcastle United yang merubah nama stadion historikal mereka ‘St James Park’ menjadi ‘Sports Direct Arena’ yang memang harus dilakukan karena ketika itu newcastle sedang diambang pailit
Hal ini seharusnya dapat ditawarkan bagi sponsor Indonesia, karena masih minimnya stadion berkualitas di negara kita. Sponsor dapat melakukan branding dengan merenovasi atau membangun baru stadio dengan nama merek mereka dengan kontrak jangka panjang. Klub akan tertolong dan sponsor pun akan dikenal dan lebih secure karena nama stadion akan selalu terpampang dan disebut terlepas berlangsung atau tidaknya liga.
Sponsor Dalam Stadion
Branding di dalam stadion biasanya dapat dilakukan dengan penempatan a board. Selama ini kita bisa melihat branding dari satu perusahaan tertentu sepanjang pertandingan, namun sekarang semakin tingginya teknologi a board dapat dimodifikasi menjadi electronic a board dimana secara otomatis dengan waktu yang sudah ditentukan nama brand yang ada bisa berganti.
Paket sponsorship ini biasanya dapat dibuat jangka pendek maupun jangka panjang, hanya beberapa pertandingan atau seluruh musim, bahkan dengan adanya electronic a board paket sponsorship dapat diatur untuk muncul hanya beberapa menit atau sepanjang pertandingan. Perusahaan Indonesia yang sudah mensponsori ada Super Soccer sudah di beberapa pertandingan liga inggris, dan Garuda Indonesia ketika pertandingan persahabatan internasional tim Inggris. Tipe sponsorship ini jugalah yang disepakati oleh Garuda Indonesia pekan lalu dengan klub Inggris Liverpool selain di dalamnya masih ada paket kesepakatan yang lain
Di Indonesia, dengan dualisme yang ada saat ini kita bisa melihat branding a board hanya dilakukan oleh merek grup dari stasiun tv yang menayangkan, mulai dari nama stasiun tv nya sampai program-program acara yang ditayangkan di tv tersebut.
Sponsorship Lainnya
Untuk sponsor lainnya ini sangat bergantung pada kemampuan menjual dari management dan juga seberapa tinggi reputasi dari klub tersebut. Klub dengan reputasi seperti Manchester United dapat kita jadikan contoh bahwa ketika suatu klub sepakbola sudah menjadi merek yang kuat maka sponsor akan mau bahkan rela berada dalam waiting list untuk bisa bekerjasama dengan klub.
Seperti yang sudah banyak diketahui bahwa Manchester United memiliki mega kontrak sponsorship dengan Nike dan AON. Tapi tahukah pembaca bahwa MU juga menjalin sponsorship dengan:
  • Chevrolet menggantikan Audi sebagai sponsor resmi otomotif selama 5 tahub
  • DHL sebagai sponsor resmi logistik
  • Singha sebagai sponsor resmi Bir, dimana berita terakhir Singha tahun depan akan beralih ke Chelsea
  • Concha y Toro sponsor resmi ‘wine’
  • Perusahaan telekomunikasi Globul (Bulgaria), Du (Uni Emirat Arab), Beeline (Vietnam), Zong (Pakistan), Bharti airtel (Africa) pernah juga ‘3’ (Indonesia)
  • Mister Potato, Malaysia untuk dapat menggunakan logo di kawasan Malaysia
  • Bank Danamon, Indonesia untuk dapat menyertakan logo nya pada kartu kredit di Indonesia
  • Dan masih banyak lagi sponsor lain untuk Manchester United
Walaupun belum sebanding dengan klub MU, namun paling tidak jika kita melihat tim lokal kita bisa melihat Persib Bandung yang berhasil ‘menjual’ klubnya kepada sponsor yang membuat mereka setiap tahun terus dapat menurunkan hutang perusahaan bahkan tahun ini diperkirakan mulai meraup keuntungan. Persib mempu mengelola keuangan klub dengan tidak tergantung kepada figur tertentu, sehingga keberlanjutan klub semakin terjamin, pemenuhan hak pemain, official, dan karyawan juga baik.
Persib mampu  menjalin kerjasama dengan lebih kurang dengan 24 sponsor yang terbagi dengan sponsor paling utama Premium yakni Daya Adicipta Mustika, 10 sponsor platinum 13 sponsor silver.
Ini menandakan bahwa sebenarnya di tengah kelesuan dan masalah di Indonesia, jika management klub mampu ‘menjual’ dan mengelolanya dengan baik, apalagi ditambah dukungan suporter dan prestasi klub serta pemainnya maka sponsor lokal seperti Garuda Indonesia, Kacang Dua Kelinci, Biskuat, Bank Danamon, Bank BNI dan lainnya tentu tidak akan berpikir panjang untuk juga menjadi official sponsor bagi klub-klub di Indonesia.
Tentu unik sekarang ungkapan ‘Garuda di dadaku’ yang biasanya dikumandangkan suporter tim nasional Indonesia, sekarang akan memiliki makna yang sama dengan pendukung Liverpool FC, paling tidak bagi member BIGREDS (pendukung resmi klub Liverpool di Indonesia) J, karena selain Garuda Indonesia sekarang menjadi sponsor resmi lambang, di klub Liverpool juga ada figur burung yang biasa disebut Liverbird.
Semoga sedari sekarang semua klub di Indonesia mulai membuat business plan dengan tata kelola keuangan yang baik sehingga mulai musim depan keadaan menyedihkan seperti di musim ini khususnya dalam hal Sponsorship tidak terulang lagi.
Valentino Simanjuntak
General Manager APP

Perusahaan lokal (justru) mensponsori Klub Asing, Tanya Kenapa? – Part 1

Indonesia di tahun 2011-2012 kemarin begitu ‘dibanjiri’ oleh klub, pemain, bahkan pelatih top manca negara sebut saja LA Galaxy, Inter Milan, AC Milan Legend, EPL Master,Giovanni Van Bronchost, Edwin Van Der Sar, Cesc Fabregas, Xabi Alonso, Jose Mourinho, dan Pep Guardiola. Bahkan saat tulisan ini dibuat rencananya juga akan hadir Pepe dan Arbeloa dan rencananya di bulan Juli ini juga akan datang QPR, Everton, Galatasaray.
Positif bagi semua pihak
Hal ini tentu saja menjadi hal yang positif bagi seluruh pihak. Bagi pecinta sepakbola di Indonesia karena dapat dari dekat menyaksikan klub, pemain, pelatih yang selama ini hanya dapat disaksikan di televisi ataupun kalo mau melihat langsung harus mengeluarkan dana yang lebih besar. Bagi pesepakbola kita yang mendapat kesempatan tampil berlaga bersama juga sudah tentu mendapatkan pengalaman yang sangat mahal nilainya. Bagi PSSI sebagai induk organisasi hal ini menjadi salah satu prestasi yang dapat diraih, dimana kalau era sebelumnya sangat sulit, sekarang sudah ada ‘kepercayaan’ dari dunia internasional. Bagi penyelenggara tentunya juga menjadi hal yang menguntungkan karena secara portfolio mereka dapat dipercaya oleh berbagai pihak dan secara komersial mereka juga mendapatkan untung dengan banyaknya sponsor yang mendukung acara yang dibuat. Sementara bagi sponsor sendiri bagaimana? Penulis belum melakukan riset secara mendalam tentang hal ini, namun dengan banyaknya sponsor setiap acara yang melibatkan baik itu Klub, Pemain maupun Pelatih asing paling tidak menunjukan secara tidak langsung bahwa mensponsori acara serupa adalah ‘good business’ untuk mereka (pihak sponsor).
Ironi dukungan sponsor
Penulis sependapat bahwa hal ini menjadi suatu hal yang positif bagi persepakbolaan Indonesia, namun  ironinya, sponsor-sponsor tersebut berlomba ingin bekerja sama ketika ada kaitannya dengan klub,pelatih maupun pelatih asing. Masih belum percaya?
Pihak sponsor lokal sekarang ini bahkan bukan hanya berani untuk memberi dukungan pada acara serupa, namun juga langsung dengan menjadi sponsor resmi dari klub atau pemain tertentu, sebut saja Kacang dua kelinci menjadi sponsor resmi Real Madrid, Biskuat menunjuk Cesc Fabregas sebagai Brand Ambassador, Bank Danamon menjadi sponsor resmi Manchester Uniter, Bank BNI menjadi sponsor resmi Chelsea FC dan yang terhangat adalah Garuda Indonesia menjadi sponsor resmi Liverpool FC.
Hal ini sungguh bertolak belakang dengan yang dialami oleh klub-klub lokal di Indonesia baik di IPL maupun ISL dimana banyak klub saat ini tidak mampu mendapatkan sponsor yang berdampak pada ketidakmampuan membayar hak gaji pemain mulai dari 2-6 bulan.
Bagi sebagaian pengamat berpendapat bahwa pihak sponsor tidak nasionalis karena lebih mengutamakan mensponsori klub asing, namun sebagian yang lain justru mendukung karena yang sering terjadi selama ini justru banyak ruginya jika memberikan sponsor pada klub lokal. Penulis tidak memberikan opini mana yang lebih tepat dari dua analisa di atas, namun lebih ingin mengajak pembaca berpikir bersama tentang masalah sponsorship ini.
Sponsorship adalah dukungan baik finansial maupun non finansial kepada suatu organisasi, orang, atau aktivitas yang dapat dipertukarkan dengan publisitas merek dan suatu hubungan. Sponsorhip dapat membedakan sekaligus meningkatkan nilai suatu merek. Sponsorhip pada akhirnya diharapkan meningkatkan pendapatan perusahaan mereka. Nah, sekarang apakah tujuan dari sponsorship itu dapat dicapai dengan mendukung klub-klub lokal di Indonesia?
Dualisme Pengurus dan Liga
Adanya dualisme ini membuat para sponsor tidak dalam keadaan yang ‘secure’ karena mereka seperti berada di persimpangan jalan. Ingin mensponsori liga yang resmi namun sepi penonton dan tidak dimainkan oleh pemain-pemain terbaik membuat publisitas tidak tercapai, namun sebaliknya mensponsori liga yang satunya walau ramai penonton dan pemain terbaik tapi tidak resmi dapat bertentangan dengan kebijakan perusahaan dan membuat image yang tidak baik bagi perusahaan;
Profesionalitas Pengelola Liga dan Klub
Menjadi hal yang umum diketahui publik bahwa birokrasi juga menjadi penghambat para sponsor untuk dapat memberikan dukungan di klub-klub lokal kita. Sudah banyak kisah yang berisikan tentang kekecewaan pihak sponsor manakala memberikan dukungannya baik bagi liga maupun klub-klub lokal kita. Masih sedikit yang managemen klubnya sudah dikelola secara profesional dan memiliki business plan yang  SMART (Specific, Measurable, Achievable, Realictic, Timeline) serta keuangan yang akuntabilitasnya dapat dipertanggungjawabkan. Hal ini tentu bertolak belakang dengan kebijakan perusahaan yang justru harus mengedepankan akuntabilitas dari setiap kerja sama yang dilakukan;
‘Unsportmanship behavior’ Pesepakbola dan Wasit di Indonesia
Liga di Indonesia suka tidak suka, setuju tidak setuju masih sangat sering dibumbui dengan perilaku pemain maupun wasit yang tidak mencerminkan sportivitas. Perkelahian antar pemain, protes berlebihan kepada wasit yang keputusannya memang sering kontroversial masih terus dapat kita saksikan dalam liga sepakbola kita. Apakah ini yang diinginkan perusahaan yang memberikan sponsor? Bahkan kadang mereka berkelahi di depan a-board dari perusahaan mereka di pinggir lapangan;
Penonton yang Rusuh
Setali tiga uang dengan pesepakbola dan wasit, sangat disayangkan masih ada kalangan suporter yang belum menyadari bahwa kerusuhan hanya akan berdampak negatif bukan hanya bagi dirinya sendiri, namun juga bagi semua pihak termasuk sponsor. Jika tidak ada sponsor siapa yang akan memberikan dukungan dana bagi klub yang dicintai oleh suporter tersebut?
Kalau itu menurut penulis, bagaimana dengan anda, mengapa perusahaan lokal (justru) mensponsori klub asing?
Valentino Simanjuntak
General Manager APPI

'BAGAIKAN'

When an analogy is really singing, it's what you want it to be. - Ethan Hawke


Di bulan Juli ini kita masih menggunakan teknik analogi untuk digunakan dalam materi pembicara #bukamulutLIVE. Sebagaimana yang saya tuliskan sebelumnya bahwa analogi adalah suatu proses penalaran dengan menggunakan perbandingan dua hal yang berbeda dengan cara melihat persamaan dari dua hal yang di perbandingkan tersebut sehingga dapat digunakan untuk memperjelas suatu konsep.

Untuk anda yang ingin memulai belajar menggunakan teknik ini, ada format dasar yang bisa anda selalu gunakan dimanapun kapanpun dan dengan siapapun anda berbicara. Formatnya adalah A is like B (A bagaikan B), tentunya kata 'bagaikan' disini memiliki peranan penting karena digunakan untuk memberikan perbandingan yang menunjukan kesamaan pesan antara A dan B.

Elmail Clinton, seorang ahli statistik, blogger, spesialis inbound marketing dan pendiri ngurusWeb.com memberikan contoh yang sangat baik dalam menggunakan analogi untuk memudahkan audiensnya mengerti maksud pesannya. Berikut kutipan dari analogi yang ia tuliskan dalam salah satu blognya:

Inbound marketing bagaikan orang berpacaran

Tentunya Anda tidak akan langsung melamar seseorang dalam kencan pertama, bukan? Calon pasangan hidup kita bisa-bisa lari menjauh karena ketakutan pastinya. Yah santai saja dulu. Saling mengenal-lah terlebih dahulu, perkenalkan kepada teman, kerabat, keluarga, dan barulah setelah semuanya selesai, kita lamar dia.

Maka, biarkan calon konsumen mengenal terlebih dahulu siapa kita dan apa produk kita. Mulai dari memberikan free sample hingga akhirnya tercipta transaksi pembelian.

Blogging bagaikan jogging

Tentu akan lebih banyak terasa manfaatnya bila melakukan jogging secara rutin. Misalnya, selama 30 menit sehari daripada berlari secara ekstrim namun hanya dalam waktu sebulan sekali saja. Sama halnya dengan blogging yang membutuhkan konsistensi dalam jangka waktu yang lama. Seperti kata pepatah, “Sedikit demi sedikit lama-lama menjadi bukit.”


Keyword adalah strategi bagaikan kita masuk ke perguruan tinggi

Pemilihan keyword (kata kunci) yang tepat sangat penting dalam persaingan menjadi nomor satu dalam mesin pencarian Google. Analoginya seperti masuk ke perguruan tinggi. Misalnya, kita ingin masuk ke fakultas teknik, ekonomi dan bahasa. Fakultas teknik merupakan fakultas dengan passing grade paling tinggi dan fakultas bahasa paling rendah, misalnya. Fakultas bahasa adalah sesuatu yang sudah pasti akan masuk. Nah, dengan sedikit kerja keras tentunya kita juga pasti dapat masuk ke fakultas teknik. Intinya, kita harus menjadi yang terbaik bila kita ingin masuk ke jurusan yang terbaik juga.

Mulailah berpikir mencari keyword yang tepat dari satu frase sederhana sebagai induk dari frase. Frase seperti ini amat banyak dan menjadi bahan pencarian pertama di Google. Contoh induk dari frase adalah ‘sepatu’. Ada juga frase beranak kalimat panjang. Contohnya ‘Sepatu Nike untuk perempuan’. Kita harus dapat menemukan frase tepat yang berada diantara keduanya.

Internet bagaikan kontes kepopuleran

Semakin banyak orang yang memilih kita, semakin besar pula kemungkinan kita untuk menjadi seorang yang terkenal atau populer. Analogi ini membantu memahami bagaimana cara kerja inbound links. Bila konten yang kita miliki benar-benar bagus, maka akan banyak orang yang ingin terhubung dengan kita. Google selalu ingin menyediakan hasil yang terbaik bagi pencari kontennya. Maka konten kita pun akan akan muncul dengan mudahnya dalam urutan pertama untuk topik yang berkenaan.

Conversion path bagaikan dokumentasi Discovery Channel

Conversion path adalah sebuah proses yang mengubah pengunjung situs menjadi pelanggan. Analoginya adalah seperti kita sedang membuat sebuah film dokumentar tentang binatang di alam bebas. Kita pancing binatang liar tersebut, tangkap, kita beri label, kemudian kita lepaskan kembali ke alam bebas.

Apakah kalian masih bingung? Ini adalah proses lengkap dari conversion path: panggilan berkunjung ke situs (call to action), halaman situs yang menarik (landing page), formulir pendaftaran (form submission) , dan halaman ucapan terima kasih (thank you page).

Call to action (sebagai umpannya)
Pancing dengan tawaran yang tidak mungkin dapat ditolak. Promosikan lewat pesan-pesan yang menggoda dan berikan desain yang eye catching.

Landing page (sebagai kandangnya)
Halaman awal dari situs kita harus dibuat semenarik mungkin dengan navigasi yang memudahkan pengunjung untuk dapat mengenal produk dengan baik serta diikuti dengan experience yang tidak mudah untuk dilupakan.

Form (label)
Buatlah pengunjung bersedia untuk mengisi formulir berisi data-data penting sehingga ketika mereka datang berkunjung kembali kita dapat mengindetifikasi mereka dengan baik.


Otomatisasi marketing seperti perjalanan lewat udara

Anda bisa memakan waktu tiga hari untuk mengemudi dalam mobil atau naik pesawat dan sampai dalam waktu 5 jam.

Mari pertimbangkan otomatisasi marketing seperti otomatisasi email. Anda bisa menghabiskan waktu menyusun email pribadi untuk semua orang di daftar kontak email kita. Lalu, setelah menulis email kesepuluh kita baru menyadari bahwa sebenarnya isi dari sepuluh email itu sama saja. Jadi, bukannya menghabiskan waktu berhari-hari untuk mengirimkan email secara pribadi dan manual, tetapi kita buat satu email yang dapat mewakili maksud dan tujuan lalu mengirimkannya ke semua daftar yang ada. Tentunya akan menghemat waktu dan tenaga bukan?

Elmail Cllinton memberikan 6 analogi agar audiensnya bisa dengan mudah mengerti apakah itu 'inbound marketing'. Nah kali ini saya ingin memberikan latihan kerja kepada anda yakni: berikan penjelasan latar belakang pekejaan/pendidikan yang dijalani sekarang dengan memberikan 6 analogi di dalamnya:).


Latihan analogi bagaikan orang makan kripik/kacang, kalo sudah mulai dikunyah, tidak akan berhenti sampai habis dari tempatnya.

Dari Palembang, Sumatera Selatan Valentino Simanjuntak menulis untuk anda.

Teknik (Visualisasi) IMAJINASI dalam Public Speaking

"Imagination is more important than knowledge. For knowledge is limited to all we now know and understand, while imagination embraces the entire world, and all there ever will be to know and understand.”
#Einstein#

Saat saya mencoba melakukan penelusuran tentang subjek di atas lewat GOOGLE yang muncul kebanyakan adalah bagaimana teknik visualisasi dapat membantu mengatasi kegugupan saat public speaking dan yang satunya lagi adalah tentang apa itu teknik visualisasi dalam Neuro Linguistic Program (NLP).  Saya tidak menyangkal keduanya, bahkan kedua hal tersebut akan kita bahas suatu saat, namun yang saya maksud teknik visualisasi dalam public speaking adalah suatu teknik dari anda sebagai pembicara kepada audiens dengan meminta atau mengajak mereka memvisualisasikan/menggambarkan/membayangkan suatu pesan yang hendak disampaikan dan saya dapati ternyata lebih tepat jika dikatakan teknik imajinasi.

Masih dalam rangkaian pembelajaran tentang public speaking dalam mengaktifkan otak kanan audiens, teknik imajinasi ini adalah teknik lain setelah kita belajar teknik story telling, dan teknik analogi dimana tujuannya adalah bagaimana menyampaikan pesan kita saat berbicara sampai dengan benar di audiens dan mudah dimengerti oleh mereka.

Saat kita hendak mencapai sesuatu yang belum dapat kita capai biasanya kita akan membayangkan seandainya atau jika saja kita bisa sampai sesuai imaginasi kita tersebut. Hal tersebut dilakukan tentu saja agar membuat kita bersemangat dan mau mulai membayar harga untuk mendapatkan yang kita inginkan tersebut. Hal ini ternyata didukung oleh penelitian tentang otak manusia, bahwa respon yang terjadi di otak kita ternyata sama  saat kita mengalami kejadian yang riil dengan hanya dalam imajinasi. Inilah mengapa Imajinasi dikatakan memiliki kekuatan tersendiri bagi pengembangan diri kita.


Jika teknik ini berguna untuk diri kita sendiri maka berarti juga dapat berguna bagi orang lain, khususnya individu yang cenderung lebih menggunakan otak kanan dalam kesehariannya. Dengan menggunakan teknik ini seorang pembicara dapat mengajak audiens untuk berimajinasi untuk mencerna lebih mudah apa yang disampaikan bahkan untuk mengajak bertindak sesuai dengan apa yang divisualisasikan oleh audiens sendiri.

Imaginasi manusia berasal dari 6 saluran persepsi, yakni 5 panca indera kita yakni melihat (visual), mendengar (auditory), sentuhan (kinestetik), penciuman (olfactory), perasa (gustatory)  dan satu lagi adalah perasaan kita.

Prinsip paling efektif untuk menggunakan teknik imajinasi adalah semakin jelas anda meminta kepada audiens anda untuk menggunakan saluran imajinasi tadi dan semakin banyak saluran yang digunakan maka semakin berdampak pula imajinasi tersebut seperti nyata bagi audiens anda. Anda dapat memperjelas imajinasi kepada audiens anda dengan detil warna/bentuk/suasana, suara, sentuhan, rasa, harum/bau dan unsur perasaan. Jika kita mengetahui persis audiens kita lebih terbawa imajinasinya melalui saluran yang mana, maka saluran itu harus kita perkuat bagi mereka, namun jika audiens anda banyak maka lebih tepat untuk memasukan semua saluran tadi dalam materi anda.

Pastikan anda melakukan hal-hal ini saat anda akan melakukan teknik imajinasi bagi audiens anda:
      Yakinkan audiens anda untuk benar-benar mencoba mengimajinasikan apa yang anda sampaikan, buang pikiran negatif dari mereka yang tidak mau mencoba atau merasa tidak mampu untuk berimajinasi;
      Sampaikan dengan positif, semangat, sampaikan dengan antusias;
      Gunakan berbagai macam saluran imajinasi;
      Gunakan beberapa imajinasi untuk satu maksud yang sama jika anda melihat audiens belum cukup dengan 1 imajinasi;
      Lakukan bagian anda, yakni berimajinasi terlebih dahulu saat persiapan sebelum meminta audiens melakukannya dan PERCAYA bahwa hal tersebut akan efektif

Ketika anda dapat melakukan teknik imajinasi ini maka bukan hanya anda akan menjadikan pesan anda dapat dimengerti namun lebih dari pada itu juga akan membuat materi bicara anda lebih menarik dan lebih penting lagi adalah Audiens dapat melakukan pesan yang memang anda inginkan untuk mereka lakukan.

Dalam tulisan pertama ini saya ingin memberikan latihan bagi anda untuk menggunakan teknik imajinasi ini dengan tujuannya masing-masing:
      Imajinasikan Jakarta bebas macet dengan tujuan penduduk Jakarta menggunakan transportasi alternatif dibandingkan kendaraan sendiri;
      Imajinasikan tubuh yang memiliki bentuk ideal sehingga audiens anda memulai pola hidup sehat olahraga, istirahat dan mengatur makan;

Selamat berlatih 

Berbicara dengan Bercerita

“Great stories happen to those who can tell them” – Ira Glass


Sudah hampir 2 bulan #bukamulutLIVE menggunakan teknik story telling dengan tema yang berbeda-beda. Sudah lebih dari 50 speakers di 360 community menjajal stage Coffee Toffee Hang Lekir untuk melatih kemampuan public speaking dengan teknik ini.

Mengapa teknik story telling dipilih untuk menjadi tema pertama dalam #bukamulutLIVE? Hal ini tidak lepas dari kenyataan di market place bahwa apapun latar belakangnya seseorang yang tepat menggunakan teknik ini mampu mendapat kepercayaan pendengarnya sehingga setiap pesan yang disampaikan dapat dimengerti, mempengaruhi, meyakinkan bahkan merubah opini seseorang.

Story telling yang dulu lebih dikenal untuk menidurkan kita selagi kecil, sekarang ini justru dipakai dimana-mana mulai dari sales, marketer, PR, HR, Guru/Dosen, Leaders dan sebut apa saja maka kemampuan bercerita saat berbicara saat ini benar-benar powerful.

Mengapa itu bisa terjadi? Karena otak kita terdiri dari 2 bagian inti yang berbeda isinya yakni otak kiri untuk angka, fakta, data sementara otak kanan untuk analogi, imajinasi dan cerita. Dipelajari bahwa saat mengambil keputusan seseorang bukan hanya membutuhkan logika (otak kiri) namun juga emosi (otak kanan) karenanya story telling menjadi begitu popular digunakan.

Coba saat ini anda ingat-ingat saat anda hendak memilih kampus mana yamgg mau dipilih, kantor mana yang hendak dimasukan lamaran, restoran mana yang perlu dicoba, film baru mana yang perlu ditonton, dll. Apakah anda langsung membuat keputusan dengan hanya mengetahui dari iklan atau anda lebih yakin saat ada orang lain yang sudah mencoba sebelumnya menceritakan kepada anda? :)

Kemampuan menyampaikan cerita dibagi menjadi 2 hal yakni:
1.      Knowing the Right Story
Menyampaikan cerita yang tepat ini berkaitan dengan apa tujuan dari disampaikannya cerita anda ini? Anda harus tentukan cerita yang paling tepat dengan tujuannya.

Menyampaikan cerita yang tepat mencakup:
·         Communicating Who You Are
·         Communicating Who the Company Is
·         Sharing Knowledge
·         Leading People

2.      Telling  the Story Right.
Bercerita dengan tepat adalah teknik menyampaikan cerita yang sudah ditetapkan tadi 'mengena' di pikiran dan perasaan yang melihat dan mendengarkan.

Bercerita dengan tepat ini mencakup:
·         Style
·         Truth
·         Preparation
·         Delivery

Ketika anda sudah mampu untuk menyampaikan cerita saat anda berbicara dengan tepat maka anda akan melihat bahasa tubuh yang menyenangkan dari audiens, dan yang terpenting apa yang menjadi tujuan pesan anda akan dipercaya dan diresponi sesuai keinginan anda.

Jadi mulai sekarang kapanpun ada kesempatan anda berbicara, selalu gunakan teknik ini dan anda akan lihat hasilnya :)

Rabu, 21 Agustus 2013

ANALOGI UNTUK MENYAMAKAN FREKUENSI

One good analogy is worth three hours discussion.  -Dudley Field Malone

Sudah 2 bulan ke belakang teman-teman dapat berlatih public speaking dengan teknik "story telling" yang digunakan sebagai salah satu teknik dalam berbicara untuk dapat engage, connect, related, dan menarik perhatian pendengar. Sangat senang melihat  teman-teman yang kami lihat sangat potensial dan nyaman untuk menggunakan teknik tadi dalam penyamapaian materinya.

Di bulan ini kita masuk ke teknik baru yang memiliki tujuan yang sama dengan teknik story telling yaitu bagaimana pesan yang hendak kita sampaikan dapat berada dalam suatu 'frekuensi' yang sama dengan pendengar. Teknik yang dipakai selama bulan Juli ini adalah teknik analogi atau perumpamaan.

Analogi adalah suatu proses penalaran dengan menggunakan perbandingan dua hal yang berbeda dengan cara melihat persamaan dari dua hal yang di perbandingkan tersebut sehingga dapat digunakan untuk memperjelas suatu konsep.

Analogi diperlukan mengingat saat kita berbicara sekali lagi saya katakan bahwa kita belum tentu berada di dalam suatu 'frekuensi' yang sama dengen pendengar. Frekuensi yang saya maksud adalah "mindset, values, beliefs, knowledge" antara anda sebagai pembicara belum tentu sama dengan pendengar. Adanya gap tersebutlah yang dapat diminimalisir dengan penggunaan teknik analogi ini.

Dalam berbagai kesempatan saat saya diundang untuk berbicara mengenai 'pasangan hidup', saya berhadapan dengan audiens yang berbeda-beda dengan beragam frekuensi tentang topik tadi. Untuk bisa mengurangi gap tadi, dengan rata-rata usia audiens yang sudah mampu untuk mengendari mobil sendiri saya sering menganalogikannya dengan berikut ini:

"Tidak memiliki pasangan hidup dapat dianalogikan seperi saat kita berkendara tanpa kaca spion. Tanpa itu sebenarnya kita mampu untuk tetap dapat berkendara, TETAPI akan jauh lebih MUDAH bagi kita saat di jalan, dan tentu menjadi lebih CEPAT sampai di tujuan, NYAMAN, dan AMAN saat kita memiliki spion di kendaraan kita. Jadi pastikan untuk memiliki pasangan yang memang dapat berguna seperti spion itu, bukan justru membuat kita mengalami kecelakaan dalam perjalanan".

Analogi tadi saya sampaikan untuk dapat diterima oleh seluruh audiens yang hadir dengan 'tawaran pesan' yang saya harapkan dapat mudah dimengerti dan disetujui oleh audiens yang mendengar bahwa pilihlah pasangan yang akan membuat kehidupan kita lebih mudah, aman, nyaman, lebih cepat sampai tujuan.

Sekarang minggu kedua 360 community menggunakan teknik ini, saya ucapkan selamat mencoba, dan saya akhiri tulisan seri pertama tentang analogi ini dengan beberapa tips menggunakan analogi berikut ini:

1.    Kenali dulu profile audiens anda
2.    Tentukan di pesan yang mana anda akan gunakan analogi
3.    Pastikan analogi yang disampaikan relevan dengan audiens anda

4.    Tempatkan analogi untuk membantu pesan utama tidak sebaliknya