Rabu, 21 Agustus 2013

Pembicara Terpercaya

To be trusted is a greater compliment than being loved.
-George Macdonald- 

Satu hal yang membuat PENDENGAR mau mendengar PEMBICARA  dan melakukan apa yang menjadi pesannya adalah adanya KEPERCAYAAN !!! Pendengar akan percaya dengan pesan yang disampaikan apabila pendengar tersebut terlebih dahulu percaya terhadap pembicaranya. Contoh menarik dapat dilihat pada acara yang sedang booming saat ini, yakni The Voice.

Dalam acara tersebut, pada saat terjadi perebutan yang melibatkan lebih dari 1 coach terhadap 1 orang peserta untuk bergabung ke dalam tim nya, maka Coaches akan menggunakan kemampuan berbicara untuk meyakinkan peserta tersebut bergabung ke dalam timnya, terlepas dari latar belakang ataupun seberapa terkenalnya coach tersebut.

Tulisan kali ini terinspirasi dari episode 1 'blind audition' The Voice season-4 versi Amerika Serikat. Dalam season 4 ini, terdapat 2 coach baru yaitu Shakira yang menggantikan Christina Aguilera dan Usher yang menggantikan CeeLo, sedangkan 2 coach yang masih bertahan yaitu Adam Lavine dan Blake Shelton.

Saat melihat acara tersebut, saya mendapatkan insight bahwa pesan seseorang akan dipercaya apabila si pembicara menggunakan 3 hal di bawah ini:


Be Genuine
Banyak diantara kita saat berbicara tidak menunjukan originalitas diri kita sendiri, entah karena memaksakan diri menjadi orang lain agar diterima oleh pendengar, atau sekedar ingin menjaga image di hadapan pendengar.
Apapun alasannya jangan lakukan itu lagi!!!

'Keaslian dari diri kita adalah keunikan yang hanya dimiliki oleh diri kita sendiri' (silahkan kalau mau di tweet, mention @radotvalent ya:) ). Originalitas diri kita saat berbicara akan dapat menunjukan kesungguhan dari kata yang terucap (kalo ini juga mau di tweet silahkan, hehehe). Originalitas inilah yang akan membuat pendengar dapat mempercayai pesan dari pembicara itu atau tidak.

Dari antara ke-4 Coaches tadi, hanya Blake Shelton yang tidak familiar bagi saya, namun dia sukses membawa Cassadee Pope di episode 3 menjadi juara. Peserta pertama (yang ditayangkan tv) adalah wanita kembar yang saat mereka bernyanyi membuat semua juri berputar balik dari kursinya. Sebagaimana kita tahu, ketika ke-4 coaches meginginkan peserta audisi, maka terjadi 'jual diri' yang seru diantara mereka, dimana untuk peserta ini akhirnya Blake yang terpilih. Alasan yang dikemukakan saat di belakang panggung mereka memilih Blake dibandingkan Adam, Shakira atau bahkan Usher adalah originalitas Blake saat ‘menjual’ dirinya yang menunjukan ketulusan ingin melatih mereka untuk menjadi penyanyi yang lebih baik.

Show Your Strength
Di dalam salah satu kesempatan saat coaches saling berbicara, mereka saling tertawa karena masing-masing mereka memilki jurus andalan untuk merayu peserta bergabung dengan timnya masing-masing. Adam Lavine di saat itu berkata, ”Inilah The Voice dimana masing-masing mengeluarkan jurus rayuan dengan kekuatan masing-masing di industri musik.'
Strength, kata yang memang jika dipikirkan akan menjadi sambungan dari Genuine. Maksud saya seperti ini, ketika kita berbicara sebagaimana adanya kita maka keunikan
dari diri kita akan muncul. Unik itu sendiri akan semakin terbentuk dan melekat dalam identitas seseorang ketika terus digali, dilatih dan dilakukan yang menjadi kekuatan (Strength).
Kekuatan saya sebagai pembicara adalah saya membawakan materi dengan konsep edutainment yakni memberikan pengetahuan bagi pendengar namun dengan cara yang menghibur. Saya adalah pembicara yang dapat sekilas terlihat formal dengan penampilan luarnya namun ternyata sangat informal ketika sudah memulai menyampaikan materinya, dan itulah keunikan yang akhirnya menjadi kekuatan saya.
Kekuatan usher ada pada menciptakan artis baru di AS salah satunya Justin Bieber, dan itu juga yang sering menjadi senjatanya untuk merayu, dan ketika ia beradu rayuan bersama Shakira untuk medapatkan salah satu kontestan, kekuatan Usher itu yang akhirnya dipercaya oleh kontestan untuk membuatnya masuk ke dalam tim.

Think before speak
Untuk dapat dipercaya, seorang pembicara harus dapat mengendalikan antara pesan yang ada di dalam pikiran dengan yang sudah ada di ujung mulut. Mengapa demikian? Karena saat kita sedang berbicara, khususnya saat perasaan lebih mendominasi daripada pikiran, maka sering terjadi perkataan-perkataan yang tidak seharusnya kita ucapkan justru terucap dan membuat pendengar tidak percaya kepada kita. Saya teringat dengan ucapan salah satu psikolog, bahwa ada pesan yang perlu tetap hanya berada di pikiran dan perasaan saja, ada pesan yang  boleh diucapkan, dan ada pesan yang memang perlu diucapkan.


Saat ada seorang kontestan yang membuat Usher terpincut dia berucap bahwa 'Nashvile adalah negara bagian' itu yang membuat Adam dan Blake tertawa karena Nashville adalah ibukota negara bagian Tennesee. Saat diwawancara Usher mengakui
itu terucap bukan karena dia tidak tahu, namun sebegitu besarnya dia mau mendapat impresi yang baik dan kepercayaan dari kontestan yang membuatnya melakukan kesalahan fatal tersebut. Dia sendiri menambahkan bahwa terkadang orang tidak berpikir dulu sebelum mengucap sesuatu ketika emosionalnya sedang tinggi.

Jika saya dan anda yang salah seperti tadi mungkin masih hal yang biasa, namun ketika seorang public figure seterkenal dan berpengaruh seperti Usher, tentu kesalahan seperti ini akan menjadi berita besar yang cukup memalukan bagi dirinya. 


Teman-teman, jika ingin menjadi pembicara yang dipercaya mulailah dari sekarang untuk tampil apa adanya diri anda untuk menjadi solusi bagi pendengar, tunjukan dimana letak kekuatan anda sebagai pembicara dan selalu ingat untuk menyampaikan pesan yang sudah ‘lolos sensor’ dalam pikiran anda, daripada hanya sekedar mengikuti emosi anda.

Tidak ada komentar: