To
be trusted is a greater compliment than being loved.
-George Macdonald-
-George Macdonald-
Satu hal yang membuat PENDENGAR mau
mendengar PEMBICARA dan melakukan apa
yang menjadi pesannya adalah adanya KEPERCAYAAN !!! Pendengar akan percaya
dengan pesan yang disampaikan apabila pendengar tersebut terlebih dahulu percaya
terhadap pembicaranya. Contoh menarik dapat dilihat pada acara yang sedang booming saat ini, yakni The Voice.
Dalam acara tersebut, pada saat
terjadi perebutan yang melibatkan lebih dari 1 coach terhadap 1 orang peserta untuk bergabung ke dalam tim nya,
maka Coaches akan menggunakan
kemampuan berbicara untuk meyakinkan peserta tersebut bergabung ke dalam timnya,
terlepas dari latar belakang ataupun seberapa terkenalnya coach tersebut.
Tulisan kali ini terinspirasi dari
episode 1 'blind audition' The Voice
season-4 versi Amerika Serikat. Dalam season 4 ini, terdapat 2 coach baru yaitu Shakira yang
menggantikan Christina Aguilera dan Usher yang menggantikan CeeLo, sedangkan 2 coach yang masih bertahan yaitu Adam
Lavine dan Blake Shelton.
Saat melihat acara tersebut, saya
mendapatkan insight bahwa pesan
seseorang akan dipercaya apabila si pembicara menggunakan 3 hal di bawah ini:
Be Genuine
Banyak diantara kita saat berbicara
tidak menunjukan originalitas diri kita sendiri, entah karena memaksakan diri
menjadi orang lain agar diterima oleh pendengar, atau sekedar ingin menjaga
image di hadapan pendengar.
Apapun alasannya jangan lakukan itu
lagi!!!
'Keaslian dari diri
kita adalah keunikan yang hanya dimiliki oleh diri kita sendiri' (silahkan kalau mau di tweet,
mention @radotvalent ya:) ). Originalitas
diri kita saat berbicara akan dapat menunjukan kesungguhan dari kata yang
terucap (kalo ini juga mau di tweet silahkan, hehehe). Originalitas inilah
yang akan membuat pendengar dapat mempercayai pesan dari pembicara itu atau
tidak.
Dari antara ke-4 Coaches tadi, hanya Blake Shelton yang tidak familiar bagi saya,
namun dia sukses membawa Cassadee Pope di episode 3 menjadi juara. Peserta
pertama (yang ditayangkan tv) adalah wanita kembar yang saat mereka bernyanyi
membuat semua juri berputar balik dari kursinya. Sebagaimana kita tahu, ketika
ke-4 coaches meginginkan peserta
audisi, maka terjadi 'jual diri' yang
seru diantara mereka, dimana untuk peserta ini akhirnya Blake yang terpilih.
Alasan yang dikemukakan saat di belakang panggung mereka memilih Blake
dibandingkan Adam, Shakira atau bahkan Usher adalah originalitas Blake saat ‘menjual’
dirinya yang menunjukan ketulusan ingin melatih mereka untuk menjadi penyanyi
yang lebih baik.
Show Your Strength
Di dalam salah satu kesempatan saat
coaches saling berbicara, mereka saling tertawa karena masing-masing mereka
memilki jurus andalan untuk merayu peserta bergabung dengan timnya masing-masing.
Adam Lavine di saat itu berkata, ”Inilah The Voice dimana masing-masing
mengeluarkan jurus rayuan dengan kekuatan masing-masing di industri musik.'
Strength, kata yang memang jika
dipikirkan akan menjadi sambungan dari Genuine. Maksud saya seperti ini, ketika
kita berbicara sebagaimana adanya kita maka keunikan
dari diri kita akan muncul. Unik itu
sendiri akan semakin terbentuk dan melekat dalam identitas seseorang ketika
terus digali, dilatih dan dilakukan yang menjadi kekuatan (Strength).
Kekuatan saya sebagai pembicara
adalah saya membawakan materi dengan konsep edutainment yakni memberikan
pengetahuan bagi pendengar namun dengan cara yang menghibur. Saya adalah
pembicara yang dapat sekilas terlihat formal dengan penampilan luarnya namun
ternyata sangat informal ketika sudah memulai menyampaikan materinya, dan
itulah keunikan yang akhirnya menjadi kekuatan saya.
Kekuatan usher ada pada menciptakan
artis baru di AS salah satunya Justin Bieber, dan itu juga yang sering menjadi
senjatanya untuk merayu, dan ketika ia beradu rayuan bersama Shakira untuk
medapatkan salah satu kontestan, kekuatan Usher itu yang akhirnya dipercaya
oleh kontestan untuk membuatnya masuk ke dalam tim.
Think before speak
Untuk dapat dipercaya, seorang
pembicara harus dapat mengendalikan antara pesan yang ada di dalam pikiran
dengan yang sudah ada di ujung mulut. Mengapa demikian? Karena saat kita sedang
berbicara, khususnya saat perasaan lebih mendominasi daripada pikiran, maka
sering terjadi perkataan-perkataan yang tidak seharusnya kita ucapkan justru
terucap dan membuat pendengar tidak percaya kepada kita. Saya teringat dengan
ucapan salah satu psikolog, bahwa ada pesan yang perlu tetap hanya berada di
pikiran dan perasaan saja, ada pesan yang
boleh diucapkan, dan ada pesan yang memang perlu diucapkan.
Saat ada seorang kontestan yang
membuat Usher terpincut dia berucap bahwa 'Nashvile adalah negara bagian' itu
yang membuat Adam dan Blake tertawa karena Nashville adalah ibukota negara
bagian Tennesee. Saat diwawancara Usher mengakui
itu terucap bukan karena dia tidak
tahu, namun sebegitu besarnya dia mau mendapat impresi yang baik dan
kepercayaan dari kontestan yang membuatnya melakukan kesalahan fatal tersebut.
Dia sendiri menambahkan bahwa terkadang orang tidak berpikir dulu sebelum
mengucap sesuatu ketika emosionalnya sedang tinggi.
Jika saya dan anda yang salah seperti
tadi mungkin masih hal yang biasa, namun ketika seorang public figure seterkenal dan berpengaruh seperti Usher, tentu
kesalahan seperti ini akan menjadi berita besar yang cukup memalukan bagi
dirinya.
Teman-teman, jika ingin menjadi
pembicara yang dipercaya mulailah dari sekarang untuk tampil apa adanya diri
anda untuk menjadi solusi bagi pendengar, tunjukan dimana letak kekuatan anda
sebagai pembicara dan selalu ingat untuk menyampaikan pesan yang sudah ‘lolos
sensor’ dalam pikiran anda, daripada hanya sekedar mengikuti emosi anda.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar