Selasa, 04 Februari 2014

"JEBREEET"

Waktu menunjukan jam 3 sore saat saya sedang diajak berkeliling melihat lingkungan apartemen yang hendak saya sewa di sekitaran Senayan. Ditengah “Tur” tersebut telepon saya berdering dari nomer yang belum tersimpan di kontak handphone saya, dan saya pun meminta izin tour guide (tentu saja pemilik apartemen) untuk mengangkat telepon tersebut.

Saat saya jawab, ternyata telepon tersebut dari salah satu tim produksi MNC TV Sport yang hendak menanyakan kesediaan dan ketersediaan waktu saya untuk menjadi salah satu pembawa acara dalam Piala AFF 2013 U-19 pada tanggal 9-22 September 2013.

Saya cukup terkejut, karena saat itu saya belum bisa dikatakan bergabung secara resmi di MNC TV, karena sudah 3 tahun dan sampai tulisan ini selesai pun saya masih menjadi sportcaster di Global TV Sport. Sebelum membawakan Piala AFF U-19 saya baru satu kali siaran di MNC TV, itupun karena semua sportcaster di sana sedang merayakan lebaran sehingga saya diminta untuk menggantikan (sportcaster infal:), karena sebagaimana anda pun mengetahui bahwa Global TV dan MNC TV adalah kakak beradik dalam sebuah keluarga yang bernama MNC Group. Karenanya selain terkejut mendapatkan "repeat order", pikiran dan hati saya tentu saja sukacita mengingat kesempatan saya untuk juga bisa menjadi anggota resmi keluarga MNC TV, bergabung dengan rekan-rekan saya yang sudah lebih dahulu bergabung saat itu, ada Tio Nugroho, Redi Puadin dan Ibnu Jamil dan Didan Fitrasakti. Ditambah lagi, kali ini saya akan membawakan tim nasional walaupun "hanya" U-19 (jujur kala itu saya bahkan sama sekali tidak tahu nama skuad-nya), serta alasan lainnya tetapi mungkin justru alasan utama adalah karena Global TV tidak lagi memperpanjang kontrak siaran Liga Inggris alias saya terancam tidak punya pekerjaan sebagai sportcaster :).

Telepon tersebut saya akhiri dengan meminta waktu untuk  mendapatkan izin dari pihak Global TV dan ketersediaan waktu yang dijadwalkan. Setelah telepon selesai, saya pun kembali melanjutkan tur dengan menumpang mobil sang pemilik apartemen :)

Beberapa hari setelah itu saya mendapatkan konfirmasi dari Global TV Sport bahwa saya diizinkan untuk siaran di MNC TV dan dengan segera saya sampaikan kabar gembira ini ke MNC TV.

Pada hari senin malam, saat saya sedang meeting mingguan dengan teman-teman komunitas di warung roti bakar di Senayan, saya kembali mendapatkan telepon dari MNC TV, dimana awalnya saya pikir hanya akan mengkonfirmasi jadwal siaran untuk saya. Begitu saya terima dan mulai berbicara, ternyata saya diminta datang ke studio mereka untuk melakukan tes suara sebagai presenter studio skaligus reportase pertandingan. Secara spontan saya merasa tidak nyaman, karena saya sudah menjalani pekerjaan tersebut selama 7 tahun dan sekarang masih diminta lagi untuk hal seperti ini, ditambah lagi ada suara yang sangat sombong di diri saya berkata: ini kan "hanya" Piala AFF U-19 kalau dibandingkan pengalaman saya mengawal pertandingan Piala Eropa, Liga Italia, Inggris, Champion League dan lain-lain, ini kan belum ada apa-apanya. Saya semakin tidak nyaman ketika saya diminta untuk membawakan reportase lapangan dengan gaya radio yang heboh, ramai dan tempo cepat. Spontan saya menjawab: "Apa tidak salah Mas? Cara seperti itu kan karena dulu belum ada visual sehingga di radio pendengar hanya bisa membayangkan apa yang terjadi, tetapi sekarang semua sudah bisa lihat melalui TV dan kita tinggal membawakan apa adanya, seperti acuan saya menyaksikan pertandingan internasional yang ditayangkan slama ini di televisi Indonesia." Jawaban dia adalah: "Ya kita mau membawakan yang berbeda karena ini Tim Nasional Indonesia dan perlu menarik perhatian masayaarakat. Karena itu kami perlu mendengar cara Mas Valent membawakan seperti apa." Dengan tetap tidak nyaman saya menjawab "Oke Mas kalo begitu, tapi saya malam ini sudah ada acara, bolehkan saya kirim via telepon voice tesnya?" Dan dijawab lagi: "Oke Mas Valent kalo tidak bisa datang kami tunggu dikirim lewat telepon ya."

Seketika setelah menutup telepon, saya mengutarakan "kegalauan" kepada teman-teman yang sedang meeting, karena saya tahu benar selain saya sendiri tidak nyaman pasti masayaarakat juga banyak yang merasakan hal yang sama karena alasan yang pertama adalah tipe reportase ini akan berisik, alasan berikutnya adalah karena suara saya tidak “voice genic” yang enak untuk didengar seperti suara para senior sebut saja Bung Sambas, Tris Irawan, Rendra Soedjono, Tio Nugroho dan lain-lainnya. Keputusan ada pada saya apakah ingin mentaati yang dimintakan atau saya mundur. Setelah melalui beberapa pertimbangan, saya memutuskan untuk lanjut. Selepas meeting saya langsung pulang ke rumah dan tiba sekitar jam 11 malam, dan memulai untuk mengerjakan “Pekerjaan Rumah” yang saya janjikan akan saya kumpulkan malam itu juga.

Sebelum merekam suara, saya mencoba mencari referensi video yang pas untuk dibawakan terlebih dahulu di Youtube, dan akhirnya saya mendapati pertandingan Timnas Indonesia vs Timor Leste untuk saya reportase-kan. Saya merekam suara di dalam mobil agar tidak ada suara lain yang masuk di rekaman tersebut, malam itu saya coba beberapa kali, kemudian saya kirimkan ke e-mail rekan-rekan MNC TV Sport. Sebenarnya saat saya mendengarnya, saya tidak puas dan kuatir sendiri tidak akan mengesankan untuk didengar, maklum dengan gaya reportase seperti ini, acuan saya adalah para reporterase pertandingan "tarkam" yang jauh lebih oke daripada yang saya baik dari sisi kosa kata, kualitas suara maupun kecepatan.

Namun kekhawatiran tadi berakhir dengan kelegaan, karena ternyata setelah hasilnya diterima oleh pihak MNC TV hanya mendapat sedikit evaluasi dan salah satunya adalah menambahkan jargon-jargon yang menarik dan mudah diingat oleh pemirsa. (Walau untuk yang ini saya tidak tahu apakah mereka benar puas atau tidak enak bilang yang sejujurnya kepada saya :) )

#”JEBREEET” Ditemukan
Jadwal siaran saya yang pertama sudah semakin dekat, dan saya pun mulai mempersiapkan bahan-bahan untuk profil tiap negara yang menjadi peserta melalui media cetak maupun media online, khususnya Tim Nasional Indonesia U-19, yang kala itu masih sangat minim data dan fakta yang bisa didapatkan.

Saya juga mulai mencari referensi reportase pertandingan dengan melalui Youtube dan ternyata juga sangat sulit menemukan referensi versi reportase sepakbola dengan bahasa Indonesia, sampai akhirnya saya pun mulai mencari referensi dari luar negeri, dimana saya menemukan fakta yang membuat saya cukup terkejut namun justru semakin percaya diri dengan keputusan yang saya buat. Mengapa demikian? Karena faktanya adalah para reporter sepakbola di banyak negara lain masih menggunakan cara ini, seperti di Amerika Latin dan Arab, dan bahkan di Eropa pun masih menggunakan cara ini ketika mereka mereportase dengan bahasa mereka sendiri seperti Italia dan Spanyol. Mungkin Anda bertanya, faktanya bukankah di Indonesia reportase sepakbola di Liga Italia dan Spanyol tidak seperti itu? Ya benar, karena mereka sudah mengadaptasi gaya Liga Inggris, namun kalau anda lakukan riset yang lebih mendalam, untuk pemirsa di negaranya sendiri, cara reportase mereka masih yang seru, ramai dan cenderung berisik :). Akhirnya setelah banyak melihat referensi tersebut saya mulai mendapatkan banyak inspirasi.

Inspirasi yang saya dapatkan dari mereka adalah bahwa selalu ada jargon untuk 3 hal dalam reportase yakni:
- Saat pemain melakukan tendangan langsung;
- Saat tendangan langsung tersebut hanya menjadi peluang; dan
- Saat peluang menjadi gol.

Inspirasi yang juga saya dapat adalah bahwa setiap reportase lapangan memiliki bank kata, yaitu 1 kata dengan banyak padanan kata. Dan semuanya membawakan dengan tempo suara yang cepat serta intonasi dan penekanan yang bervariasi.

Setelah itu saya kemudian berusaha untuk dapat menemukan jargon maupun bank kata tadi dalam Bahasa Indonesia serta melatih diri untuk mencoba membawakannya dengan verbal yang cepat.

Akhirnya saya menetapkan kata "Jedeeer" untuk diucapkan saat tendangan keras, "Ow ow ow" untuk diucapkan setelah sebuah peluang yang gagal, dan "Gol Gol Gol Gooool" untuk diucapkan setelah gol terjadi.

Saat pertandingan melawan Kamboja dan melawan Vietnam di penyisihan grup yang saya bawakan, saya tidak jadi menggunakan kata “Jedeeer” , alasannya adalah karena kata tersebut terdengar mirip dengan kata “Jegeeer” yang sudah terlebih dahulu dipakai oleh rekan-rekan saya waktu membawakan Liga Indonesia. Setelah dua pertandingan tersebut, publik sudah mulai banyak memberikan komentar dengan teknik seperti ini dan kata "Ow ow ow"  yang sering saya pergunakan.

#JEBREEET Diucapkan
Tibalah akhirnya pertandingan melawan Malaysia, dimana ini adalah partai penentuan apakah Indonesia lolos atau tidak dan Indonesia hanya memerlukan hasil seri untuk bisa lolos. Sebelum laga ini dimulai saya sudah mempersiapkan bukan hanya untuk jargon, namun juga bank kata untuk saya pergunakan di pertandingan penentuan ini. Di sebuah kertas saya tuliskan Jargon “Ow Ow Ow”, “Gol Gol Goool, serta “Jedeeer”, dan berusaha menemukan 1 kata lagi karena “Jedeeer” tidak akan saya pakai, dan akhirnya terbersitlah dalam pikiran saya kata “JEBREEET” yang saya stabillo hijau, dimana kata itu muncul dalam pikiran saya sebagai “ungkapan tendangan yang keras mengarah ke gawang” dan pernah saya pergunakan ketika kecil bermain sepakbola.

Saat pertandingan berlangsung sampai dengan Indonesia masih tertinggal 1 gol, kata “JEBREEET” belum saya pergunakan, karena saat itu saya sudah siapkan untuk gol bagi Indonesia saja karena belum yakin kata itu diperkenankan oleh station TV dan diterima oleh masayaarakat. Sampai akhirnya di menit ke 52 saat Evan Dimas melakukan tendangan penjuru memberikan kepada Hargianto kemudian dioper kembali kepada Evan dan  melakukan tendangan langsung mengenai mistar sampai akhirnya Ilham udin armain merebound menjadi gol, saat itu saya pun belum mengatakan kata “JEBREEET” namun itupun saat di siaran ulang barulah kata itu terlontar dari bibir saya, berikut skrip reportase yang saya ucapkan: "Evan Dimaaaas, oooh mistar gawang, gol gol gooooooooooool Ilham Udin Armaiiin, Indonesia 1 Malaysia 1 penampilan gemilang dari sang kapten fantastis Evan Dimas, bola mengenai tiang dan di rebound oleh Ilham Udin Armain (lalu dilanjutkan dengan reportase dari Haris), .... mampu ditepis sebenarnya tapi ada tiang gawang tetapi kita lihat “JEBREEET”, tendangan keras dari Evan Dimas (lalu dilanjutkan dengan reportase dari Haris kembali) ....." (http://www.youtube.com/watch?v=ZWSsuSNPARs)

Akhinya Indonesia lolos dengan hasil imbang, dan walau kata “JEBREEET” saya pergunakan hanya saat Indonesia mencetak gol, bahkan hanya di tayangan ulang, namun perhatian dari masayaarakat cukup tinggi dengan banyak yang membicarakan di social media khususnya Twitter. Saya tidak mengatakan bahwa membicarakan hanya dalam arti positif namun cukup berimbang antara respon positif-negatif; pujian-kritikan; apresiasi-cacian. Khusus tentang respon positif dan negatif ini saya akan bahas lebih dalam lagi dalam buku tentang Presenter Olahraga yang juga saya sedang kerjakan dengan sahabat saya saat ini. Apapun respon itu, yang jelas kata “JEBREEET” mulai diperhatikan, begitu juga Tim Nasional Indonesia U-19 yang sebelumnya tidak dipedulikan masayaarakat, seiring prestasinya lolos ke semifinal mulai menjadi pusat perhatian.

#JEBREEET di Semifinal
“JEBREEET” ternyata juga menarik perhatian tim produksi MNC TV, dan mengizinkan saya untuk terus menggunakannya dan bahkan diminta untuk sering digunakan :). Akhirnya, di partai semifinal saat Indonesia mengalahkan Timor Leste, bukan seperti saat melawan Malaysia, kata “JEBREEET” saya ucapkan hanya saat gol, tetapi kali ini juga di setiap peluang yang di dapat Indonesia untuk menjadi gol.

Saat gol Pertama dari Ilham Udin Armain, kata-kata inilah yang saya ucapkan: “Muklis.. Muklis.. baaik sekali pada Armain.. Armain. Pemain sudah cukup terbuka.. goyang kekiri Tendangan langsungg.. Oowww Jebbreeettt… Yeaaa… Golgoglgolgolgolgol  Golll… Gooll.. Gool.. Golll…  Indonesia satu.. Timor Leste nol Bung titis… Skill individu tendangan langsung dari kaki kiri Jebrett Gol.. Gol.. Gol.. dimenit-menit awal Indonesia mampu ungul 1-0 atas Timor Leste. Permirsa MNCTV dimanapun anda berada Luar biasa. Bung titis.. Mengunakan kaki kiri kearah tiang jauh. Perayaan seleberasi tentunya bukan hanya dimiliki oleh 11 pemain)." (http://www.Youtube.com/watch?v=VYhqfRteNcc)

Dan untuk gol kedua dari Hargianto, kata-kata inilah yang saya ucapkan: “Iputu Gede yang sudah mencetak satu gol ketika mengadapi myamar, Iputu Gede Masih Iputu Gede memberikan umpan kepada Hargianto langsung cepat kepada Zulfiandi Onside. Zulfiandi memberikan umpan apa yang terjadi, kita liat sayang sekali. Hargiaaanntooo… Tendangan langsungg… Owww.. Owww.. Oww… Jebbreettt.. JEBREEET…  Ow ow ow golgolgolgolgolgolgolgol gooll… goll…  Percobaan ketiga dari Hargianto. Dari luat kotak pinalti menjadi Gol kedua bagi Indonesia Bung titis. (lalu dilanjutkan dengan reportase dari Titis) iya kita liat melakukan ancang-ancang Jebreett.. Permirsa. Kaki kiri, dua gol dari kaki kiri. Satu dari Ilham Udin Armain dan satu lagi dari Hargianto yang dua kali dari kaki kanan nya di atas mistar." (http://www.youtube.com/watch?v=VYhqfRteNcc).

Indonesia lolos ke final, masayaarakat bergembira dan Timnas Indonesia U-19 menjadi pembicaraan dimana-mana dan begitupun Kata “JEBREEET” yang ikut dibicarakan karena mengiringi terus perjuangan sampai Indonesia lolos ke final. Jebret mulai menjadi trending topic di Twitter, mulai akrab di telinga pemirsa, mulai dimengerti artinya dan dikenal siapa yang mengucapkannya. Mulai banyak foto saya beredar di jejaring social media dan di-edit yang kebanyakan memberikan tambahan tulisan “JEBREEET”, begitupun juga video di Youtube, dan kata populer yang dicari di Google serta mulai banyak beberapa media mewawancarai saya tentang kata “JEBREEET”.

#JEBREEET Indonesia Juara
Itu adalah salah 1 judul koran di Jawa Tengah sehari setelah Indonesia U-19 juara AFF. Ya, sebagaimana kita ketahui bahwa Indonesia akhirnya menjadi juara dan “JEBREEET” setia untuk terus menemani keberhasilan Tim Garuda Jaya bagi penonton di televisi. Di babak Final, selain saya menyiapkan seperti yang sebelumnya berupa jargon dan bank kata, saya pun mempersiapkan kutipan-kutipan dari Pahlawan Nasional Indonesia yang berisikan motivasi bagi rakyat Indonesia untuk bertempur kala itu melawan penjajah. Partai final ini merupakan medan perang bukan hanya bagi pemain dan official yang ada di lapangan namun juga seluruh penonton baik langsung di stadion maupun melalui televisi. Dan tidak lupa juga saya selalu mengajak semua penonton untuk terus berdoa untuk kemenangan Timnas Indonesia.

Babak final membuat “JEBREEET” begitu sering terucap karena pertandingan perlu diselesaikan dengan adu penalti, itupun sampai penendang ke 8, artinya 2 x 45 menit + 2 x 15 menit, + 8 penendang penalti selama itu pula setiap ada peluang kata “JEBREEET” saya ucapkan.

Dan momen menegangkan pun mulai dirasakan semua penonton saat adu penalti dimulai, apalagi lawan yang dihadapi adalah negara yang mengalahkan kita di penyisihan dan sudah berlatih bersama dalam 5 tahun, bandingkan dengan Indonesia yang baru berlatih semua dalam beberapa bulan saja. Maka dengan berdebar-debar kata demi kata pun mengalir dari mulut saya dan Abdul Haris selama adu penalti yang merupakan momen menegangkan sekaligus terindah dalam pengalaman saya sebagai presenter olahraga, dan berikut ini kata-kata yang saya ucapkan dan link video dari Youtube bagi yang ingin menyaksikan dan mendengarkan: ”Masuk.. begitu tenang tendangan dari Le Van Son tadi. Indonesia tertinggal 0-1 dalam drama adu penalty ini. (lalu dilanjutkan dengan reportase dari Haris) - Siapa yang akan mengambil tendangan penalty kali ini untuk Indonesia. Fatur Rahman.. pemain belakang Persekab. Persekab, yang dari tadi bermain begitu tangguh kita akan liat eksekusinya. (lalu dilanjutkan dengan reportase dari  Haris) - Jeebrreettt…… Satuuu-satuuuu… Fatur Rahman sujud syukurr kepada Yang Maha Kuasa. Melepaskan ketegangan.. melepaskan beban. Pojok kanan bawah..satu-satu.. (lalu dilanjutkan dengan reportase dari Haris) - Happp... Happp… Happp…Happp… Happp… Happp… Happp… Tepisaann dari Ravi Murdianto Hariiss.. (lalu dilanjutkan dengan reportase dari Haris) - Indonesia masih satu-satu.. dan memiliki keunggulan satu penendang lagi. Penendang kedua ini. (lalu dilanjutkan dengan reportase dari Haris) -  Evan Dimas. Ow Ow ow.. sayang sekali.. Evan Dimas juga gagal. (lalu dilanjutkan dengan reportase dari Haris) - Tes mental. Tes karakter untuk pemain-pemain kita walaupun Sang Kapten gagal. Tidak akan mengendurkan keyakinan kita. Tidak akan mengendurkan doa kita, kita dukung tim Garuda Muda. Penendang yang ketiga. (lalu dilanjutkan dengan reportase dari  Haris) - Tenang dia. Dan menghasilkan keunggulan lagi untuk Vietnam kali ini. 2-1. (lalu dilanjutkan dengan reportase dari Haris) – ow ow ow.. Kembali tendangan zulfiandi terbaca oleh Livantong. Membuat beban tentunnya ada di Ravi Murdianto. Tetapi inilah sepakbola. Kita tetap percaya permisa.. kita tetap percaya. Kita tetap percaya Indonesia akan mampu.. bola akan diambil oleh Nguyem Tuan ahh. Mellllllaaaaammmmbbuuunngg….. Mellaammbuuungg di atas mistarr.. harapaann.. harapaan… buat kitaa. seluruh pencinta sepakbola Indonesia. (lalu dilanjutkan dengan reportase dari Haris) - Ini kesempatan untuk menyamakan kedudukan terlebih dahulu. (lalu dilanjutkan dengan reportase dari Haris) - kita yakin ini adalah pilihan-pilihan terbaik yang sudah di pilih oleh coach Indra Sjafri. Dimas Drajat kamu pasti bisa… Dimaass Drajat.. Yess… Yess… Huuu.. Jebreeet… Ow ow ow.. Yess.. dua-dua.. penendang terakhir… penedang terakhir untuk kedua negara. menjadi sebuah keuntunggan apabila kita bisa menggagalkan tendangan ini. (lalu dilanjutkan dengan reportase dari Haris) - Berhasil pemain bernomor punggu 14 Lantipong mengguguli Indonesia dengan skor 2-3, memberikan pressure kepada penedang kita yang kelima. (lalu dilanjutkan dengan reportase dari Haris) - Indonesiaa… Indonesiaa… kita denger bagaimana teriakan-teriakan pendukung kita di Deltras Sidoarjo. Di Deltras Sidoarjo. Hendra Sandi kita percaya. mampu menyamakan kedudukan. Kita percaya. Ayoo Hendra.. Jeebrreeetttt…... dann kalau anda dengar di studio pun ada teriakaan karena kita memang semua juga begitu berdebar-debar menantikan tendangan yang di lakukan oleh Hendra.. menaikkan lagi harapan dan mental kita. Ayoo ayoo Indonesia. Ayo semua Bangsa Indonesia berikan dukungan kepada Ravi Murdianto yang mencoba untuk menghentikan, tendangan yang di lakukan oleh Nguyem Huu Anh Tai. Sudah dilakukan dan sangat sempurna tadi. Kembali memberikan tekanan kepada Indonesia. (lalu dilanjutkan dengan reportase dari Haris) - kita semua yakin ayooo Yama Pranata. Bek. Centre-back yang juga sering mengambil tendangan bebas. Harus yakin… kita yakin.. kita berdoa. Kita mendoakan bersama. Samuyama pranata menjadi penendang keenam dan menjadi penentu.. Jeebreett… masih ada harapaan.. Indonesia 4 – Vietnam 4. (lalu dilanjutkan dengan reportase dari Haris) - tendangan perjudian. Mengambil ketengah. Tendangan lagi untuk pemain Vietnam. Kita doakan Ravi mampu menstop bola ini permisra. Lagi-lagi kaki kiri. Sudah terbaca tetapi bola masih begitu deras untuk di tepis, dan kita liat ketenangan-ketengan pemain Vietnam ini juga kita patut acungi jempol. (lalu dilanjutkan dengan reportase dari Haris) - yaa kita liat Evan Dimas juga  mencoba untuk mengangkat moril dari rekan-rekannya dan juga inilah Iputu Gede yang kita percayai, kita yakini juga akan mampun untuk mencetak gol di penendang yang ketujuh ini. Sebuah kesempatan, momen yang tidak bisa datang dengan mudah untuk kedua kali. Kita akan nantikan pemirsa. Kita doakan bersama. Tendangan dari Iputu Gede. Jebreeettttt….. Tenanggg sajaaa… Iputu Gede… Iputu Gede… Iputu Gede… (lalu dilanjutkan dengan reportase dari Haris) - Menarik karena justru topskor mereka yang di tempatkan sebagai penendang kedelapan Haris.. kembali tenang saja tadi Van Toan. Kembali membuat Vietnam unggul 5-6. (lalu dilanjutkan dengan reportase dari Haris) - Maldini akan mengambil tendangan ini. Kalau kita liat ekspresi wajah yang tegang. Wajar saja karena ini menjadi sebuah penentuan. Bahkan kita pun pasti ikut tenggang menyaksikan tayangan ini. Yang bisa kita lakukan adalah kita berikan doa untuk mereka. Kita berikan dukungan untuk mereka Maldini. Jeebbreeettt… Bahkan tendangannya membuat pemain penjaga gawang Ivan Trop bergerak. (lalu dilanjutkan dengan reportase dari Haris) - Ya kali ini penendang yang selanjutnya, penendang yang kesembilan. Kali ini akan diambil oleh Pham Duc Huy. Pemain yang sudah mencetak gol juga ini Bung. Ravi kamuu bisaa… Yaaaa… Yaaaa…. Yaaaaaa…. Huuppp… Yaaaa… Raavviii… Ravvii.. Raviii… Ravvii… Membuka harapan bagi semua bangsa Indonesia. Seluru bangsa Indonesia. Kita perlu ketenangan. Kita doakan penendang selanjutnyaa. Ravi Murdianto.. Ravi Murdianto.. (lalu dilanjutkan dengan reportase dari Haris) - Fokuss… Fokuss… Ilham Armayin menjadi eksekutor yang bisa menjadi penentu dan pencentak sejarah bagi Indonesia. Kita saksikan dan doakan. Jeeebbbreeetttt….. Jeebbbreeeettttt….. jeeebbrreeettt….. golgolgolgolgolgolgolgolgolgolgolgolgolgolgolgol… Gooll.. Golll.. Goll…. Goolllll……………… Berikan aku seribu orangtua nisca akan ku cabut semeru dari akarnya. Berikan aku satu pemuda nisca akan aku goncangkan duniaaaaa… Begituuu luarr biasaa… INDONEESIAA JUARAA… INDONEESIAA JUARAA… GARUDA MUDDA JUARAA… INDONEESIAA JUARAA…" (http://www.Youtube.com/watch?v=U6B9dUi2tK4)

#Efek JEBREEET
Selepas saya selesai siaran, saya sadar bahwa kata “JEBREEET” ini akan semakin jadi pembicaraan, baik itu dicibir atau sebaliknya, disukai. Dan puji Tuhan, saya yakin  karena Indonesia juara, kata ini lebih banyak disukai walau saya yakin jika Indoesia gagal maka kata ini pasti dianggap sebagai penyebab kekalahannya :) dan benar saja, malam itu kata “JEBREEET” benar-benar membuat dunia social media heboh. Khusus di Twitter, “JEBREEET” menjadi trending topic Indonesia dan Worldwide dan tercatat di hari itu kata “JEBREEET” digunakan di Twitter sebanyak 200.000-an kali.

(Kata Jebret menjadi populer di Twitter)

Saya memprediksikan dampak kata ini akan bertahan paling lama 1 minggu, tetapi prediksi saya salah, karena bahkan sampai hari ini kata tersebut melekat di hati dan pikiran masyarakat. Dan bukan hanya itu, karena seiring dengan populernya kata tersebut, maka saya juga sering diundang untuk wawancara di berbagai acara dan stasiun TV yang membuat masyarakat pun semakin mengenali bahwa inilah "oknum" kata “JEBREEET”.

#JEBREEET Show:

Bahkan MNC TV membuat satu pertandingan persahabatan dengan tajuk “Battle of JEBREEET”, salah seorang penyanyi dangdut meminta izin saya untuk menggunakan kata “JEBREEET” untuk goyangannya sehingga disebut goyang "“JEBREEET”."

Selain ke media televisi, saya juga sering diwawancarai tentang “JEBREEET” di Radio, media cetak maupun media online berkaitan dengan cara saya mereportase pertandingan dan memunculkan kata “JEBREEET”.

Untuk Radio, diantaranya:
101 JAK FM (Ronald dan Tike) “Tawco”
98.7 GEN FM (Kemal dan TJ ) “Sarapan Pagi”
102.2 PRAMBORS (Imam Darto dan Dimas Danang) ”  The Dandees”
99.1 DELTA FM (Farhan Asri Welas) “In The Morning”

Media Cetak, di antaranya:
Profile di Tabloid Bintang
Profile di Tabloid Nova
Profile di Tabloid Tempo

Media Online di antaranya:
Valentino Simanjuntak: Komentator “Jebret” Bergelar SH, MH:
 
         (Profil Valentino Jebreeet di Website Hukum Online)


                                            
              (Profil Valentino Jebreeet di Website Tempo)

Komentator Piala AFF U-19 dan istilah Jebret kian Populer di Dunia Maya: http://www.wowkeren.com/berita/tampil/00040326.html

(Profil Valentino Jebreeet di Website WowKeren)



(Profil Valentino Jebreeet di Website Nova)


Salah satu yang paling dikenal dan dilihat banyak orang melalui Youtube adalah kreatifitas dari Eka Gustiana yang mengedit momen adu penalti di final yang saya reportase menjadi sebuah lagu, dan di lihat oleh 241,437 viewers. (http://www.Youtube.com/watch?v=J1Jkkqqp9R0).

#Valentino “JEBREEET” vs Valentino Simanjuntak
Sekarang ke kota manapun saya pergi di Indonesia, selalu ada saja yang memanggil saya “JEBREEET”, bahkan nama saya sekarang lebih banyak yang mengetahui Valentino “JEBREEET” daripada Valentino Simanjuntak.

Setelah euforia sepakbola selesai, kata “JEBREEET” ini sekarang smakin sering dipergunakan masyarakat untuk arti yang lebih luas daripada sekedar terminologi sepakbola, yakni “ungkapan spontanitas untuk sesuatu yang wow, wuah, ok, dan mengagetkan”. Saya pun sampai sekarang semakin sering diminta untuk menjadi pemandu acara baik on-air ataupun off-air untuk menggunakan kata “JEBREEET” untuk kepentingan pemberi pekerjaan atau klien saya dengan arti yang lebih luas tadi :)

(Salah satu acara off-air yang pernah saya bawakan)

#Keep “JEBREEET”
Melihat sudah popularnya kata “JEBREEET” sekarang dan efek positif yang saat ini saya dapatkan, membuat saya berketetapan untuk terus menggunakan kata ini dalam pekerjaan yang tepat untuk dipergunakan, maupun dalam keseharian yang juga tepat untuk dipergunakan.

Karena “JEBREEET” bukan lagi sekedar kata bagi saya, namun sebuah definisi untuk: Proses yang terus menerus dilakukan, keyakinan dari banyaknya ketidakyakinan, keberhasilan dari sekian banyak kegagalan, sebuah dasar dari segala sesuatu yang saya harapkan dan bukti dari sesuatu yang sebelumnya tidak saya lihat :)

Saya menyelesaikan tulisan ini sambil memesan pesanan yang sama ketika saya mengangkat telepon beberapa bulan lalu di kedai roti bakar daerah senayan yang sempat membuat saya kesal karena diminta test voice. Bedanya kali ini saya ada disini sambil mengucap syukur dan tersenyum bahwa saya waktu itu tidak melihat apa yang Maha Kuasa telah lihat dan persiapkan untuk saya melalui pihak Produksi MNC TV sport untuk membuat keputusan yang “JEBREEET” :) dan membuat hidup saya semakin “JEBREEET”.

Untuk anda yang membaca tulisan saya ini, yang sedang dalam proses dalam mencapai suatu tujuan, target, impian. Mungkin saat ini anda sepertinya sudah menyerah atau ingin segera mengganti cita-cita anda karena begitu banyak halangan, tantangan dan masalah yang anda hadapi. Saya ingin katakan #keepJebreeet, tetaplah bertahan dalam proses tersebut, hadapi, dengarkan dan lakukan saran dari orang lain yang menginginkan kita juga mencapai tujuan yang sama, niscaya anda akan sampai disana (tujuan anda). Waktunya akan tiba, dan saat itu terjadi anda akan bersayaukur bahwa anda memilih untuk #Keep”JEBREEET”, tidak menyerah dan mau terus mengambil resiko.

#Kisah JEBREEET
Kisah “JEBREEET” saya ini memberikan pelajaran bahwa saya harus mau menjalani proses dalam mencapai keberhasilan, dan ditengah proses tersebut saya juga harus berani mengambil resiko sehingga saya tahu apakah saya akhirnya berhasil ataukah saya gagal.

Inilah kisah “JEBREEET” saya, semoga bukan hanya untuk diketahui namun juga dapat menginspirasi bagi anda semua. Saya yakin bahwa anda pun memiliki #KisahJEBREEET dalam kehidupan anda, yang dapat menginspirasi banyak orang. Kalau anda ingin berbagi silahkan kirimkan tulisan anda ke e-mail: kisahjebreeet@gmail.com atau ke Twitter saya (@radotvalent) dengan (hash-tag) #KisahJEBREEET.


Valentino Jebreeet Simanjuntak

Tidak ada komentar: