Kamis, 22 Agustus 2013

'BAGAIKAN'

When an analogy is really singing, it's what you want it to be. - Ethan Hawke


Di bulan Juli ini kita masih menggunakan teknik analogi untuk digunakan dalam materi pembicara #bukamulutLIVE. Sebagaimana yang saya tuliskan sebelumnya bahwa analogi adalah suatu proses penalaran dengan menggunakan perbandingan dua hal yang berbeda dengan cara melihat persamaan dari dua hal yang di perbandingkan tersebut sehingga dapat digunakan untuk memperjelas suatu konsep.

Untuk anda yang ingin memulai belajar menggunakan teknik ini, ada format dasar yang bisa anda selalu gunakan dimanapun kapanpun dan dengan siapapun anda berbicara. Formatnya adalah A is like B (A bagaikan B), tentunya kata 'bagaikan' disini memiliki peranan penting karena digunakan untuk memberikan perbandingan yang menunjukan kesamaan pesan antara A dan B.

Elmail Clinton, seorang ahli statistik, blogger, spesialis inbound marketing dan pendiri ngurusWeb.com memberikan contoh yang sangat baik dalam menggunakan analogi untuk memudahkan audiensnya mengerti maksud pesannya. Berikut kutipan dari analogi yang ia tuliskan dalam salah satu blognya:

Inbound marketing bagaikan orang berpacaran

Tentunya Anda tidak akan langsung melamar seseorang dalam kencan pertama, bukan? Calon pasangan hidup kita bisa-bisa lari menjauh karena ketakutan pastinya. Yah santai saja dulu. Saling mengenal-lah terlebih dahulu, perkenalkan kepada teman, kerabat, keluarga, dan barulah setelah semuanya selesai, kita lamar dia.

Maka, biarkan calon konsumen mengenal terlebih dahulu siapa kita dan apa produk kita. Mulai dari memberikan free sample hingga akhirnya tercipta transaksi pembelian.

Blogging bagaikan jogging

Tentu akan lebih banyak terasa manfaatnya bila melakukan jogging secara rutin. Misalnya, selama 30 menit sehari daripada berlari secara ekstrim namun hanya dalam waktu sebulan sekali saja. Sama halnya dengan blogging yang membutuhkan konsistensi dalam jangka waktu yang lama. Seperti kata pepatah, “Sedikit demi sedikit lama-lama menjadi bukit.”


Keyword adalah strategi bagaikan kita masuk ke perguruan tinggi

Pemilihan keyword (kata kunci) yang tepat sangat penting dalam persaingan menjadi nomor satu dalam mesin pencarian Google. Analoginya seperti masuk ke perguruan tinggi. Misalnya, kita ingin masuk ke fakultas teknik, ekonomi dan bahasa. Fakultas teknik merupakan fakultas dengan passing grade paling tinggi dan fakultas bahasa paling rendah, misalnya. Fakultas bahasa adalah sesuatu yang sudah pasti akan masuk. Nah, dengan sedikit kerja keras tentunya kita juga pasti dapat masuk ke fakultas teknik. Intinya, kita harus menjadi yang terbaik bila kita ingin masuk ke jurusan yang terbaik juga.

Mulailah berpikir mencari keyword yang tepat dari satu frase sederhana sebagai induk dari frase. Frase seperti ini amat banyak dan menjadi bahan pencarian pertama di Google. Contoh induk dari frase adalah ‘sepatu’. Ada juga frase beranak kalimat panjang. Contohnya ‘Sepatu Nike untuk perempuan’. Kita harus dapat menemukan frase tepat yang berada diantara keduanya.

Internet bagaikan kontes kepopuleran

Semakin banyak orang yang memilih kita, semakin besar pula kemungkinan kita untuk menjadi seorang yang terkenal atau populer. Analogi ini membantu memahami bagaimana cara kerja inbound links. Bila konten yang kita miliki benar-benar bagus, maka akan banyak orang yang ingin terhubung dengan kita. Google selalu ingin menyediakan hasil yang terbaik bagi pencari kontennya. Maka konten kita pun akan akan muncul dengan mudahnya dalam urutan pertama untuk topik yang berkenaan.

Conversion path bagaikan dokumentasi Discovery Channel

Conversion path adalah sebuah proses yang mengubah pengunjung situs menjadi pelanggan. Analoginya adalah seperti kita sedang membuat sebuah film dokumentar tentang binatang di alam bebas. Kita pancing binatang liar tersebut, tangkap, kita beri label, kemudian kita lepaskan kembali ke alam bebas.

Apakah kalian masih bingung? Ini adalah proses lengkap dari conversion path: panggilan berkunjung ke situs (call to action), halaman situs yang menarik (landing page), formulir pendaftaran (form submission) , dan halaman ucapan terima kasih (thank you page).

Call to action (sebagai umpannya)
Pancing dengan tawaran yang tidak mungkin dapat ditolak. Promosikan lewat pesan-pesan yang menggoda dan berikan desain yang eye catching.

Landing page (sebagai kandangnya)
Halaman awal dari situs kita harus dibuat semenarik mungkin dengan navigasi yang memudahkan pengunjung untuk dapat mengenal produk dengan baik serta diikuti dengan experience yang tidak mudah untuk dilupakan.

Form (label)
Buatlah pengunjung bersedia untuk mengisi formulir berisi data-data penting sehingga ketika mereka datang berkunjung kembali kita dapat mengindetifikasi mereka dengan baik.


Otomatisasi marketing seperti perjalanan lewat udara

Anda bisa memakan waktu tiga hari untuk mengemudi dalam mobil atau naik pesawat dan sampai dalam waktu 5 jam.

Mari pertimbangkan otomatisasi marketing seperti otomatisasi email. Anda bisa menghabiskan waktu menyusun email pribadi untuk semua orang di daftar kontak email kita. Lalu, setelah menulis email kesepuluh kita baru menyadari bahwa sebenarnya isi dari sepuluh email itu sama saja. Jadi, bukannya menghabiskan waktu berhari-hari untuk mengirimkan email secara pribadi dan manual, tetapi kita buat satu email yang dapat mewakili maksud dan tujuan lalu mengirimkannya ke semua daftar yang ada. Tentunya akan menghemat waktu dan tenaga bukan?

Elmail Cllinton memberikan 6 analogi agar audiensnya bisa dengan mudah mengerti apakah itu 'inbound marketing'. Nah kali ini saya ingin memberikan latihan kerja kepada anda yakni: berikan penjelasan latar belakang pekejaan/pendidikan yang dijalani sekarang dengan memberikan 6 analogi di dalamnya:).


Latihan analogi bagaikan orang makan kripik/kacang, kalo sudah mulai dikunyah, tidak akan berhenti sampai habis dari tempatnya.

Dari Palembang, Sumatera Selatan Valentino Simanjuntak menulis untuk anda.

Tidak ada komentar: