Selasa, 04 Februari 2014

"JEBREEET"

Waktu menunjukan jam 3 sore saat saya sedang diajak berkeliling melihat lingkungan apartemen yang hendak saya sewa di sekitaran Senayan. Ditengah “Tur” tersebut telepon saya berdering dari nomer yang belum tersimpan di kontak handphone saya, dan saya pun meminta izin tour guide (tentu saja pemilik apartemen) untuk mengangkat telepon tersebut.

Saat saya jawab, ternyata telepon tersebut dari salah satu tim produksi MNC TV Sport yang hendak menanyakan kesediaan dan ketersediaan waktu saya untuk menjadi salah satu pembawa acara dalam Piala AFF 2013 U-19 pada tanggal 9-22 September 2013.

Saya cukup terkejut, karena saat itu saya belum bisa dikatakan bergabung secara resmi di MNC TV, karena sudah 3 tahun dan sampai tulisan ini selesai pun saya masih menjadi sportcaster di Global TV Sport. Sebelum membawakan Piala AFF U-19 saya baru satu kali siaran di MNC TV, itupun karena semua sportcaster di sana sedang merayakan lebaran sehingga saya diminta untuk menggantikan (sportcaster infal:), karena sebagaimana anda pun mengetahui bahwa Global TV dan MNC TV adalah kakak beradik dalam sebuah keluarga yang bernama MNC Group. Karenanya selain terkejut mendapatkan "repeat order", pikiran dan hati saya tentu saja sukacita mengingat kesempatan saya untuk juga bisa menjadi anggota resmi keluarga MNC TV, bergabung dengan rekan-rekan saya yang sudah lebih dahulu bergabung saat itu, ada Tio Nugroho, Redi Puadin dan Ibnu Jamil dan Didan Fitrasakti. Ditambah lagi, kali ini saya akan membawakan tim nasional walaupun "hanya" U-19 (jujur kala itu saya bahkan sama sekali tidak tahu nama skuad-nya), serta alasan lainnya tetapi mungkin justru alasan utama adalah karena Global TV tidak lagi memperpanjang kontrak siaran Liga Inggris alias saya terancam tidak punya pekerjaan sebagai sportcaster :).

Telepon tersebut saya akhiri dengan meminta waktu untuk  mendapatkan izin dari pihak Global TV dan ketersediaan waktu yang dijadwalkan. Setelah telepon selesai, saya pun kembali melanjutkan tur dengan menumpang mobil sang pemilik apartemen :)

Beberapa hari setelah itu saya mendapatkan konfirmasi dari Global TV Sport bahwa saya diizinkan untuk siaran di MNC TV dan dengan segera saya sampaikan kabar gembira ini ke MNC TV.

Pada hari senin malam, saat saya sedang meeting mingguan dengan teman-teman komunitas di warung roti bakar di Senayan, saya kembali mendapatkan telepon dari MNC TV, dimana awalnya saya pikir hanya akan mengkonfirmasi jadwal siaran untuk saya. Begitu saya terima dan mulai berbicara, ternyata saya diminta datang ke studio mereka untuk melakukan tes suara sebagai presenter studio skaligus reportase pertandingan. Secara spontan saya merasa tidak nyaman, karena saya sudah menjalani pekerjaan tersebut selama 7 tahun dan sekarang masih diminta lagi untuk hal seperti ini, ditambah lagi ada suara yang sangat sombong di diri saya berkata: ini kan "hanya" Piala AFF U-19 kalau dibandingkan pengalaman saya mengawal pertandingan Piala Eropa, Liga Italia, Inggris, Champion League dan lain-lain, ini kan belum ada apa-apanya. Saya semakin tidak nyaman ketika saya diminta untuk membawakan reportase lapangan dengan gaya radio yang heboh, ramai dan tempo cepat. Spontan saya menjawab: "Apa tidak salah Mas? Cara seperti itu kan karena dulu belum ada visual sehingga di radio pendengar hanya bisa membayangkan apa yang terjadi, tetapi sekarang semua sudah bisa lihat melalui TV dan kita tinggal membawakan apa adanya, seperti acuan saya menyaksikan pertandingan internasional yang ditayangkan slama ini di televisi Indonesia." Jawaban dia adalah: "Ya kita mau membawakan yang berbeda karena ini Tim Nasional Indonesia dan perlu menarik perhatian masayaarakat. Karena itu kami perlu mendengar cara Mas Valent membawakan seperti apa." Dengan tetap tidak nyaman saya menjawab "Oke Mas kalo begitu, tapi saya malam ini sudah ada acara, bolehkan saya kirim via telepon voice tesnya?" Dan dijawab lagi: "Oke Mas Valent kalo tidak bisa datang kami tunggu dikirim lewat telepon ya."

Seketika setelah menutup telepon, saya mengutarakan "kegalauan" kepada teman-teman yang sedang meeting, karena saya tahu benar selain saya sendiri tidak nyaman pasti masayaarakat juga banyak yang merasakan hal yang sama karena alasan yang pertama adalah tipe reportase ini akan berisik, alasan berikutnya adalah karena suara saya tidak “voice genic” yang enak untuk didengar seperti suara para senior sebut saja Bung Sambas, Tris Irawan, Rendra Soedjono, Tio Nugroho dan lain-lainnya. Keputusan ada pada saya apakah ingin mentaati yang dimintakan atau saya mundur. Setelah melalui beberapa pertimbangan, saya memutuskan untuk lanjut. Selepas meeting saya langsung pulang ke rumah dan tiba sekitar jam 11 malam, dan memulai untuk mengerjakan “Pekerjaan Rumah” yang saya janjikan akan saya kumpulkan malam itu juga.

Sebelum merekam suara, saya mencoba mencari referensi video yang pas untuk dibawakan terlebih dahulu di Youtube, dan akhirnya saya mendapati pertandingan Timnas Indonesia vs Timor Leste untuk saya reportase-kan. Saya merekam suara di dalam mobil agar tidak ada suara lain yang masuk di rekaman tersebut, malam itu saya coba beberapa kali, kemudian saya kirimkan ke e-mail rekan-rekan MNC TV Sport. Sebenarnya saat saya mendengarnya, saya tidak puas dan kuatir sendiri tidak akan mengesankan untuk didengar, maklum dengan gaya reportase seperti ini, acuan saya adalah para reporterase pertandingan "tarkam" yang jauh lebih oke daripada yang saya baik dari sisi kosa kata, kualitas suara maupun kecepatan.

Namun kekhawatiran tadi berakhir dengan kelegaan, karena ternyata setelah hasilnya diterima oleh pihak MNC TV hanya mendapat sedikit evaluasi dan salah satunya adalah menambahkan jargon-jargon yang menarik dan mudah diingat oleh pemirsa. (Walau untuk yang ini saya tidak tahu apakah mereka benar puas atau tidak enak bilang yang sejujurnya kepada saya :) )

#”JEBREEET” Ditemukan
Jadwal siaran saya yang pertama sudah semakin dekat, dan saya pun mulai mempersiapkan bahan-bahan untuk profil tiap negara yang menjadi peserta melalui media cetak maupun media online, khususnya Tim Nasional Indonesia U-19, yang kala itu masih sangat minim data dan fakta yang bisa didapatkan.

Saya juga mulai mencari referensi reportase pertandingan dengan melalui Youtube dan ternyata juga sangat sulit menemukan referensi versi reportase sepakbola dengan bahasa Indonesia, sampai akhirnya saya pun mulai mencari referensi dari luar negeri, dimana saya menemukan fakta yang membuat saya cukup terkejut namun justru semakin percaya diri dengan keputusan yang saya buat. Mengapa demikian? Karena faktanya adalah para reporter sepakbola di banyak negara lain masih menggunakan cara ini, seperti di Amerika Latin dan Arab, dan bahkan di Eropa pun masih menggunakan cara ini ketika mereka mereportase dengan bahasa mereka sendiri seperti Italia dan Spanyol. Mungkin Anda bertanya, faktanya bukankah di Indonesia reportase sepakbola di Liga Italia dan Spanyol tidak seperti itu? Ya benar, karena mereka sudah mengadaptasi gaya Liga Inggris, namun kalau anda lakukan riset yang lebih mendalam, untuk pemirsa di negaranya sendiri, cara reportase mereka masih yang seru, ramai dan cenderung berisik :). Akhirnya setelah banyak melihat referensi tersebut saya mulai mendapatkan banyak inspirasi.

Inspirasi yang saya dapatkan dari mereka adalah bahwa selalu ada jargon untuk 3 hal dalam reportase yakni:
- Saat pemain melakukan tendangan langsung;
- Saat tendangan langsung tersebut hanya menjadi peluang; dan
- Saat peluang menjadi gol.

Inspirasi yang juga saya dapat adalah bahwa setiap reportase lapangan memiliki bank kata, yaitu 1 kata dengan banyak padanan kata. Dan semuanya membawakan dengan tempo suara yang cepat serta intonasi dan penekanan yang bervariasi.

Setelah itu saya kemudian berusaha untuk dapat menemukan jargon maupun bank kata tadi dalam Bahasa Indonesia serta melatih diri untuk mencoba membawakannya dengan verbal yang cepat.

Akhirnya saya menetapkan kata "Jedeeer" untuk diucapkan saat tendangan keras, "Ow ow ow" untuk diucapkan setelah sebuah peluang yang gagal, dan "Gol Gol Gol Gooool" untuk diucapkan setelah gol terjadi.

Saat pertandingan melawan Kamboja dan melawan Vietnam di penyisihan grup yang saya bawakan, saya tidak jadi menggunakan kata “Jedeeer” , alasannya adalah karena kata tersebut terdengar mirip dengan kata “Jegeeer” yang sudah terlebih dahulu dipakai oleh rekan-rekan saya waktu membawakan Liga Indonesia. Setelah dua pertandingan tersebut, publik sudah mulai banyak memberikan komentar dengan teknik seperti ini dan kata "Ow ow ow"  yang sering saya pergunakan.

#JEBREEET Diucapkan
Tibalah akhirnya pertandingan melawan Malaysia, dimana ini adalah partai penentuan apakah Indonesia lolos atau tidak dan Indonesia hanya memerlukan hasil seri untuk bisa lolos. Sebelum laga ini dimulai saya sudah mempersiapkan bukan hanya untuk jargon, namun juga bank kata untuk saya pergunakan di pertandingan penentuan ini. Di sebuah kertas saya tuliskan Jargon “Ow Ow Ow”, “Gol Gol Goool, serta “Jedeeer”, dan berusaha menemukan 1 kata lagi karena “Jedeeer” tidak akan saya pakai, dan akhirnya terbersitlah dalam pikiran saya kata “JEBREEET” yang saya stabillo hijau, dimana kata itu muncul dalam pikiran saya sebagai “ungkapan tendangan yang keras mengarah ke gawang” dan pernah saya pergunakan ketika kecil bermain sepakbola.

Saat pertandingan berlangsung sampai dengan Indonesia masih tertinggal 1 gol, kata “JEBREEET” belum saya pergunakan, karena saat itu saya sudah siapkan untuk gol bagi Indonesia saja karena belum yakin kata itu diperkenankan oleh station TV dan diterima oleh masayaarakat. Sampai akhirnya di menit ke 52 saat Evan Dimas melakukan tendangan penjuru memberikan kepada Hargianto kemudian dioper kembali kepada Evan dan  melakukan tendangan langsung mengenai mistar sampai akhirnya Ilham udin armain merebound menjadi gol, saat itu saya pun belum mengatakan kata “JEBREEET” namun itupun saat di siaran ulang barulah kata itu terlontar dari bibir saya, berikut skrip reportase yang saya ucapkan: "Evan Dimaaaas, oooh mistar gawang, gol gol gooooooooooool Ilham Udin Armaiiin, Indonesia 1 Malaysia 1 penampilan gemilang dari sang kapten fantastis Evan Dimas, bola mengenai tiang dan di rebound oleh Ilham Udin Armain (lalu dilanjutkan dengan reportase dari Haris), .... mampu ditepis sebenarnya tapi ada tiang gawang tetapi kita lihat “JEBREEET”, tendangan keras dari Evan Dimas (lalu dilanjutkan dengan reportase dari Haris kembali) ....." (http://www.youtube.com/watch?v=ZWSsuSNPARs)

Akhinya Indonesia lolos dengan hasil imbang, dan walau kata “JEBREEET” saya pergunakan hanya saat Indonesia mencetak gol, bahkan hanya di tayangan ulang, namun perhatian dari masayaarakat cukup tinggi dengan banyak yang membicarakan di social media khususnya Twitter. Saya tidak mengatakan bahwa membicarakan hanya dalam arti positif namun cukup berimbang antara respon positif-negatif; pujian-kritikan; apresiasi-cacian. Khusus tentang respon positif dan negatif ini saya akan bahas lebih dalam lagi dalam buku tentang Presenter Olahraga yang juga saya sedang kerjakan dengan sahabat saya saat ini. Apapun respon itu, yang jelas kata “JEBREEET” mulai diperhatikan, begitu juga Tim Nasional Indonesia U-19 yang sebelumnya tidak dipedulikan masayaarakat, seiring prestasinya lolos ke semifinal mulai menjadi pusat perhatian.

#JEBREEET di Semifinal
“JEBREEET” ternyata juga menarik perhatian tim produksi MNC TV, dan mengizinkan saya untuk terus menggunakannya dan bahkan diminta untuk sering digunakan :). Akhirnya, di partai semifinal saat Indonesia mengalahkan Timor Leste, bukan seperti saat melawan Malaysia, kata “JEBREEET” saya ucapkan hanya saat gol, tetapi kali ini juga di setiap peluang yang di dapat Indonesia untuk menjadi gol.

Saat gol Pertama dari Ilham Udin Armain, kata-kata inilah yang saya ucapkan: “Muklis.. Muklis.. baaik sekali pada Armain.. Armain. Pemain sudah cukup terbuka.. goyang kekiri Tendangan langsungg.. Oowww Jebbreeettt… Yeaaa… Golgoglgolgolgolgol  Golll… Gooll.. Gool.. Golll…  Indonesia satu.. Timor Leste nol Bung titis… Skill individu tendangan langsung dari kaki kiri Jebrett Gol.. Gol.. Gol.. dimenit-menit awal Indonesia mampu ungul 1-0 atas Timor Leste. Permirsa MNCTV dimanapun anda berada Luar biasa. Bung titis.. Mengunakan kaki kiri kearah tiang jauh. Perayaan seleberasi tentunya bukan hanya dimiliki oleh 11 pemain)." (http://www.Youtube.com/watch?v=VYhqfRteNcc)

Dan untuk gol kedua dari Hargianto, kata-kata inilah yang saya ucapkan: “Iputu Gede yang sudah mencetak satu gol ketika mengadapi myamar, Iputu Gede Masih Iputu Gede memberikan umpan kepada Hargianto langsung cepat kepada Zulfiandi Onside. Zulfiandi memberikan umpan apa yang terjadi, kita liat sayang sekali. Hargiaaanntooo… Tendangan langsungg… Owww.. Owww.. Oww… Jebbreettt.. JEBREEET…  Ow ow ow golgolgolgolgolgolgolgol gooll… goll…  Percobaan ketiga dari Hargianto. Dari luat kotak pinalti menjadi Gol kedua bagi Indonesia Bung titis. (lalu dilanjutkan dengan reportase dari Titis) iya kita liat melakukan ancang-ancang Jebreett.. Permirsa. Kaki kiri, dua gol dari kaki kiri. Satu dari Ilham Udin Armain dan satu lagi dari Hargianto yang dua kali dari kaki kanan nya di atas mistar." (http://www.youtube.com/watch?v=VYhqfRteNcc).

Indonesia lolos ke final, masayaarakat bergembira dan Timnas Indonesia U-19 menjadi pembicaraan dimana-mana dan begitupun Kata “JEBREEET” yang ikut dibicarakan karena mengiringi terus perjuangan sampai Indonesia lolos ke final. Jebret mulai menjadi trending topic di Twitter, mulai akrab di telinga pemirsa, mulai dimengerti artinya dan dikenal siapa yang mengucapkannya. Mulai banyak foto saya beredar di jejaring social media dan di-edit yang kebanyakan memberikan tambahan tulisan “JEBREEET”, begitupun juga video di Youtube, dan kata populer yang dicari di Google serta mulai banyak beberapa media mewawancarai saya tentang kata “JEBREEET”.

#JEBREEET Indonesia Juara
Itu adalah salah 1 judul koran di Jawa Tengah sehari setelah Indonesia U-19 juara AFF. Ya, sebagaimana kita ketahui bahwa Indonesia akhirnya menjadi juara dan “JEBREEET” setia untuk terus menemani keberhasilan Tim Garuda Jaya bagi penonton di televisi. Di babak Final, selain saya menyiapkan seperti yang sebelumnya berupa jargon dan bank kata, saya pun mempersiapkan kutipan-kutipan dari Pahlawan Nasional Indonesia yang berisikan motivasi bagi rakyat Indonesia untuk bertempur kala itu melawan penjajah. Partai final ini merupakan medan perang bukan hanya bagi pemain dan official yang ada di lapangan namun juga seluruh penonton baik langsung di stadion maupun melalui televisi. Dan tidak lupa juga saya selalu mengajak semua penonton untuk terus berdoa untuk kemenangan Timnas Indonesia.

Babak final membuat “JEBREEET” begitu sering terucap karena pertandingan perlu diselesaikan dengan adu penalti, itupun sampai penendang ke 8, artinya 2 x 45 menit + 2 x 15 menit, + 8 penendang penalti selama itu pula setiap ada peluang kata “JEBREEET” saya ucapkan.

Dan momen menegangkan pun mulai dirasakan semua penonton saat adu penalti dimulai, apalagi lawan yang dihadapi adalah negara yang mengalahkan kita di penyisihan dan sudah berlatih bersama dalam 5 tahun, bandingkan dengan Indonesia yang baru berlatih semua dalam beberapa bulan saja. Maka dengan berdebar-debar kata demi kata pun mengalir dari mulut saya dan Abdul Haris selama adu penalti yang merupakan momen menegangkan sekaligus terindah dalam pengalaman saya sebagai presenter olahraga, dan berikut ini kata-kata yang saya ucapkan dan link video dari Youtube bagi yang ingin menyaksikan dan mendengarkan: ”Masuk.. begitu tenang tendangan dari Le Van Son tadi. Indonesia tertinggal 0-1 dalam drama adu penalty ini. (lalu dilanjutkan dengan reportase dari Haris) - Siapa yang akan mengambil tendangan penalty kali ini untuk Indonesia. Fatur Rahman.. pemain belakang Persekab. Persekab, yang dari tadi bermain begitu tangguh kita akan liat eksekusinya. (lalu dilanjutkan dengan reportase dari  Haris) - Jeebrreettt…… Satuuu-satuuuu… Fatur Rahman sujud syukurr kepada Yang Maha Kuasa. Melepaskan ketegangan.. melepaskan beban. Pojok kanan bawah..satu-satu.. (lalu dilanjutkan dengan reportase dari Haris) - Happp... Happp… Happp…Happp… Happp… Happp… Happp… Tepisaann dari Ravi Murdianto Hariiss.. (lalu dilanjutkan dengan reportase dari Haris) - Indonesia masih satu-satu.. dan memiliki keunggulan satu penendang lagi. Penendang kedua ini. (lalu dilanjutkan dengan reportase dari Haris) -  Evan Dimas. Ow Ow ow.. sayang sekali.. Evan Dimas juga gagal. (lalu dilanjutkan dengan reportase dari Haris) - Tes mental. Tes karakter untuk pemain-pemain kita walaupun Sang Kapten gagal. Tidak akan mengendurkan keyakinan kita. Tidak akan mengendurkan doa kita, kita dukung tim Garuda Muda. Penendang yang ketiga. (lalu dilanjutkan dengan reportase dari  Haris) - Tenang dia. Dan menghasilkan keunggulan lagi untuk Vietnam kali ini. 2-1. (lalu dilanjutkan dengan reportase dari Haris) – ow ow ow.. Kembali tendangan zulfiandi terbaca oleh Livantong. Membuat beban tentunnya ada di Ravi Murdianto. Tetapi inilah sepakbola. Kita tetap percaya permisa.. kita tetap percaya. Kita tetap percaya Indonesia akan mampu.. bola akan diambil oleh Nguyem Tuan ahh. Mellllllaaaaammmmbbuuunngg….. Mellaammbuuungg di atas mistarr.. harapaann.. harapaan… buat kitaa. seluruh pencinta sepakbola Indonesia. (lalu dilanjutkan dengan reportase dari Haris) - Ini kesempatan untuk menyamakan kedudukan terlebih dahulu. (lalu dilanjutkan dengan reportase dari Haris) - kita yakin ini adalah pilihan-pilihan terbaik yang sudah di pilih oleh coach Indra Sjafri. Dimas Drajat kamu pasti bisa… Dimaass Drajat.. Yess… Yess… Huuu.. Jebreeet… Ow ow ow.. Yess.. dua-dua.. penendang terakhir… penedang terakhir untuk kedua negara. menjadi sebuah keuntunggan apabila kita bisa menggagalkan tendangan ini. (lalu dilanjutkan dengan reportase dari Haris) - Berhasil pemain bernomor punggu 14 Lantipong mengguguli Indonesia dengan skor 2-3, memberikan pressure kepada penedang kita yang kelima. (lalu dilanjutkan dengan reportase dari Haris) - Indonesiaa… Indonesiaa… kita denger bagaimana teriakan-teriakan pendukung kita di Deltras Sidoarjo. Di Deltras Sidoarjo. Hendra Sandi kita percaya. mampu menyamakan kedudukan. Kita percaya. Ayoo Hendra.. Jeebrreeetttt…... dann kalau anda dengar di studio pun ada teriakaan karena kita memang semua juga begitu berdebar-debar menantikan tendangan yang di lakukan oleh Hendra.. menaikkan lagi harapan dan mental kita. Ayoo ayoo Indonesia. Ayo semua Bangsa Indonesia berikan dukungan kepada Ravi Murdianto yang mencoba untuk menghentikan, tendangan yang di lakukan oleh Nguyem Huu Anh Tai. Sudah dilakukan dan sangat sempurna tadi. Kembali memberikan tekanan kepada Indonesia. (lalu dilanjutkan dengan reportase dari Haris) - kita semua yakin ayooo Yama Pranata. Bek. Centre-back yang juga sering mengambil tendangan bebas. Harus yakin… kita yakin.. kita berdoa. Kita mendoakan bersama. Samuyama pranata menjadi penendang keenam dan menjadi penentu.. Jeebreett… masih ada harapaan.. Indonesia 4 – Vietnam 4. (lalu dilanjutkan dengan reportase dari Haris) - tendangan perjudian. Mengambil ketengah. Tendangan lagi untuk pemain Vietnam. Kita doakan Ravi mampu menstop bola ini permisra. Lagi-lagi kaki kiri. Sudah terbaca tetapi bola masih begitu deras untuk di tepis, dan kita liat ketenangan-ketengan pemain Vietnam ini juga kita patut acungi jempol. (lalu dilanjutkan dengan reportase dari Haris) - yaa kita liat Evan Dimas juga  mencoba untuk mengangkat moril dari rekan-rekannya dan juga inilah Iputu Gede yang kita percayai, kita yakini juga akan mampun untuk mencetak gol di penendang yang ketujuh ini. Sebuah kesempatan, momen yang tidak bisa datang dengan mudah untuk kedua kali. Kita akan nantikan pemirsa. Kita doakan bersama. Tendangan dari Iputu Gede. Jebreeettttt….. Tenanggg sajaaa… Iputu Gede… Iputu Gede… Iputu Gede… (lalu dilanjutkan dengan reportase dari Haris) - Menarik karena justru topskor mereka yang di tempatkan sebagai penendang kedelapan Haris.. kembali tenang saja tadi Van Toan. Kembali membuat Vietnam unggul 5-6. (lalu dilanjutkan dengan reportase dari Haris) - Maldini akan mengambil tendangan ini. Kalau kita liat ekspresi wajah yang tegang. Wajar saja karena ini menjadi sebuah penentuan. Bahkan kita pun pasti ikut tenggang menyaksikan tayangan ini. Yang bisa kita lakukan adalah kita berikan doa untuk mereka. Kita berikan dukungan untuk mereka Maldini. Jeebbreeettt… Bahkan tendangannya membuat pemain penjaga gawang Ivan Trop bergerak. (lalu dilanjutkan dengan reportase dari Haris) - Ya kali ini penendang yang selanjutnya, penendang yang kesembilan. Kali ini akan diambil oleh Pham Duc Huy. Pemain yang sudah mencetak gol juga ini Bung. Ravi kamuu bisaa… Yaaaa… Yaaaa…. Yaaaaaa…. Huuppp… Yaaaa… Raavviii… Ravvii.. Raviii… Ravvii… Membuka harapan bagi semua bangsa Indonesia. Seluru bangsa Indonesia. Kita perlu ketenangan. Kita doakan penendang selanjutnyaa. Ravi Murdianto.. Ravi Murdianto.. (lalu dilanjutkan dengan reportase dari Haris) - Fokuss… Fokuss… Ilham Armayin menjadi eksekutor yang bisa menjadi penentu dan pencentak sejarah bagi Indonesia. Kita saksikan dan doakan. Jeeebbbreeetttt….. Jeebbbreeeettttt….. jeeebbrreeettt….. golgolgolgolgolgolgolgolgolgolgolgolgolgolgolgol… Gooll.. Golll.. Goll…. Goolllll……………… Berikan aku seribu orangtua nisca akan ku cabut semeru dari akarnya. Berikan aku satu pemuda nisca akan aku goncangkan duniaaaaa… Begituuu luarr biasaa… INDONEESIAA JUARAA… INDONEESIAA JUARAA… GARUDA MUDDA JUARAA… INDONEESIAA JUARAA…" (http://www.Youtube.com/watch?v=U6B9dUi2tK4)

#Efek JEBREEET
Selepas saya selesai siaran, saya sadar bahwa kata “JEBREEET” ini akan semakin jadi pembicaraan, baik itu dicibir atau sebaliknya, disukai. Dan puji Tuhan, saya yakin  karena Indonesia juara, kata ini lebih banyak disukai walau saya yakin jika Indoesia gagal maka kata ini pasti dianggap sebagai penyebab kekalahannya :) dan benar saja, malam itu kata “JEBREEET” benar-benar membuat dunia social media heboh. Khusus di Twitter, “JEBREEET” menjadi trending topic Indonesia dan Worldwide dan tercatat di hari itu kata “JEBREEET” digunakan di Twitter sebanyak 200.000-an kali.

(Kata Jebret menjadi populer di Twitter)

Saya memprediksikan dampak kata ini akan bertahan paling lama 1 minggu, tetapi prediksi saya salah, karena bahkan sampai hari ini kata tersebut melekat di hati dan pikiran masyarakat. Dan bukan hanya itu, karena seiring dengan populernya kata tersebut, maka saya juga sering diundang untuk wawancara di berbagai acara dan stasiun TV yang membuat masyarakat pun semakin mengenali bahwa inilah "oknum" kata “JEBREEET”.

#JEBREEET Show:

Bahkan MNC TV membuat satu pertandingan persahabatan dengan tajuk “Battle of JEBREEET”, salah seorang penyanyi dangdut meminta izin saya untuk menggunakan kata “JEBREEET” untuk goyangannya sehingga disebut goyang "“JEBREEET”."

Selain ke media televisi, saya juga sering diwawancarai tentang “JEBREEET” di Radio, media cetak maupun media online berkaitan dengan cara saya mereportase pertandingan dan memunculkan kata “JEBREEET”.

Untuk Radio, diantaranya:
101 JAK FM (Ronald dan Tike) “Tawco”
98.7 GEN FM (Kemal dan TJ ) “Sarapan Pagi”
102.2 PRAMBORS (Imam Darto dan Dimas Danang) ”  The Dandees”
99.1 DELTA FM (Farhan Asri Welas) “In The Morning”

Media Cetak, di antaranya:
Profile di Tabloid Bintang
Profile di Tabloid Nova
Profile di Tabloid Tempo

Media Online di antaranya:
Valentino Simanjuntak: Komentator “Jebret” Bergelar SH, MH:
 
         (Profil Valentino Jebreeet di Website Hukum Online)


                                            
              (Profil Valentino Jebreeet di Website Tempo)

Komentator Piala AFF U-19 dan istilah Jebret kian Populer di Dunia Maya: http://www.wowkeren.com/berita/tampil/00040326.html

(Profil Valentino Jebreeet di Website WowKeren)



(Profil Valentino Jebreeet di Website Nova)


Salah satu yang paling dikenal dan dilihat banyak orang melalui Youtube adalah kreatifitas dari Eka Gustiana yang mengedit momen adu penalti di final yang saya reportase menjadi sebuah lagu, dan di lihat oleh 241,437 viewers. (http://www.Youtube.com/watch?v=J1Jkkqqp9R0).

#Valentino “JEBREEET” vs Valentino Simanjuntak
Sekarang ke kota manapun saya pergi di Indonesia, selalu ada saja yang memanggil saya “JEBREEET”, bahkan nama saya sekarang lebih banyak yang mengetahui Valentino “JEBREEET” daripada Valentino Simanjuntak.

Setelah euforia sepakbola selesai, kata “JEBREEET” ini sekarang smakin sering dipergunakan masyarakat untuk arti yang lebih luas daripada sekedar terminologi sepakbola, yakni “ungkapan spontanitas untuk sesuatu yang wow, wuah, ok, dan mengagetkan”. Saya pun sampai sekarang semakin sering diminta untuk menjadi pemandu acara baik on-air ataupun off-air untuk menggunakan kata “JEBREEET” untuk kepentingan pemberi pekerjaan atau klien saya dengan arti yang lebih luas tadi :)

(Salah satu acara off-air yang pernah saya bawakan)

#Keep “JEBREEET”
Melihat sudah popularnya kata “JEBREEET” sekarang dan efek positif yang saat ini saya dapatkan, membuat saya berketetapan untuk terus menggunakan kata ini dalam pekerjaan yang tepat untuk dipergunakan, maupun dalam keseharian yang juga tepat untuk dipergunakan.

Karena “JEBREEET” bukan lagi sekedar kata bagi saya, namun sebuah definisi untuk: Proses yang terus menerus dilakukan, keyakinan dari banyaknya ketidakyakinan, keberhasilan dari sekian banyak kegagalan, sebuah dasar dari segala sesuatu yang saya harapkan dan bukti dari sesuatu yang sebelumnya tidak saya lihat :)

Saya menyelesaikan tulisan ini sambil memesan pesanan yang sama ketika saya mengangkat telepon beberapa bulan lalu di kedai roti bakar daerah senayan yang sempat membuat saya kesal karena diminta test voice. Bedanya kali ini saya ada disini sambil mengucap syukur dan tersenyum bahwa saya waktu itu tidak melihat apa yang Maha Kuasa telah lihat dan persiapkan untuk saya melalui pihak Produksi MNC TV sport untuk membuat keputusan yang “JEBREEET” :) dan membuat hidup saya semakin “JEBREEET”.

Untuk anda yang membaca tulisan saya ini, yang sedang dalam proses dalam mencapai suatu tujuan, target, impian. Mungkin saat ini anda sepertinya sudah menyerah atau ingin segera mengganti cita-cita anda karena begitu banyak halangan, tantangan dan masalah yang anda hadapi. Saya ingin katakan #keepJebreeet, tetaplah bertahan dalam proses tersebut, hadapi, dengarkan dan lakukan saran dari orang lain yang menginginkan kita juga mencapai tujuan yang sama, niscaya anda akan sampai disana (tujuan anda). Waktunya akan tiba, dan saat itu terjadi anda akan bersayaukur bahwa anda memilih untuk #Keep”JEBREEET”, tidak menyerah dan mau terus mengambil resiko.

#Kisah JEBREEET
Kisah “JEBREEET” saya ini memberikan pelajaran bahwa saya harus mau menjalani proses dalam mencapai keberhasilan, dan ditengah proses tersebut saya juga harus berani mengambil resiko sehingga saya tahu apakah saya akhirnya berhasil ataukah saya gagal.

Inilah kisah “JEBREEET” saya, semoga bukan hanya untuk diketahui namun juga dapat menginspirasi bagi anda semua. Saya yakin bahwa anda pun memiliki #KisahJEBREEET dalam kehidupan anda, yang dapat menginspirasi banyak orang. Kalau anda ingin berbagi silahkan kirimkan tulisan anda ke e-mail: kisahjebreeet@gmail.com atau ke Twitter saya (@radotvalent) dengan (hash-tag) #KisahJEBREEET.


Valentino Jebreeet Simanjuntak

Kamis, 22 Agustus 2013

FIFPro General Assembly, Washington DC 2012 – Part 3

Pelajaran Berharga Dari Asosiasi Pemain di Amerika Serikat
Dalam setiap kemenangan yang didapat akan ada pertarungan yang harus dilaluisebuah kata sederhana yang bermakna sangat dalam bagi kami ketika Demaurice Smith, Executive Director dari Asosiasi Pemain di NFL memberikan presentasinya dalam FIFPro General Assembly di Washington DC. Maurice menuturkan bahwa untuk NFL bisa se popular saat ini dan menghasilkan keuntungan yang sangat banyak dengan keberadaan asosiasi pemain yang sangat kuat tidak datang dalam satu hari, mereka perlu waktu lebih dari 20 tahun untuk bisa sekuat hari ini. Mereka pernah melalui masa Lockout*, penurunan gaji, pembagian revenue yang tidak sebanding, perlindungan terhadap cedera yang tidak memadai. Perlahan namun pasti mereka mampu bangkit ketika setiap pemain menyadari bahwa suara mereka akan didengarkan jika mereka berada dalam satu wadah.
Tidak jauh berbeda dengan asosiasi pemain di NFL, Michael Weiner, Executive director asosiasi pemain di Major League Baseball (MLB) juga menuturkan dalam presentasinya bahwa perjuangan mereka sudah berlangsung sejak lebih dari 25 tahun yang lalu dimana yang selalu terjadi adalah pengelola liga, pemilik klub ingin keuntungan yang sebesar-besarnya dengan menurunkan hak yang dapat diterima oleh pemain serendah-rendahnya. Di MLB, masih menurut Michael yang ia dan rekan-rekan asosiasi lakukan ialah selalu meyakinkan pemain bahwa 1 suara mereka itu semua penting, tidak perduli apakah pemain top atau bukan, mereka yakinkan bahwa setiap suara mereka pasti akan diperjuangkan. Pemain terus dilibatkan dalam setiap negosiasi,dan tercatat jika MLB mengadakan negosiasi dengan asosiasi pemain, tercatat pemain yang hadir bisa mencapai 100 orang dalam negosiasi tersebut. Ucapan penutup Michael yang akhirnya dibalas dengan standing applause adalah: “kemenangan dalam pertarungan sebuah asosiasi pemain bukanlah saat berhasil dalam negosiasi, namun saat berhasil menyatukan pemain untuk berjuang bersama-sama dalam jangka waktu yang panjang”.
Sebagaimana yang kita juga ingat bahwa NBA tahun lalu juga terjadi lockout ketika para pemilik klub tidak mencapai kesepakatan dengan pemain lewat asosiasi pemain NBA, dan sampai saat tulisan ini dibuat juga sedang terjadi lockout di National Hockey League dan masih berlangsung negosiasi pemilik klub dengan asosiasi pemain mereka. Hal ini menandakan keberadaan asosiasi pemain sangatlah penting di setiap cabang olahraga.
Tulisan di atas adalah keberadaan asosiasi pemain di 4 cabang olahraga terpopuler di AS, bagaimana dengan asosiasi pemain di MLS sendiri? MLS Players Union juga saat ini semakin berkembang dan posisinya menguat. Sebagaimana kita tahu bahwa cabang sepakbola disana baru mulai dikenal saat Piala Dunia 1994, dimana saat itu sepakbola masih lebih banyak dimainkan secara amatir dan kalaupun ada yang professional pemain mereka tidak memiliki posisi tawar yang seimbang. Seiring berjalannya waktu mereka mendirikan asosiasi pemain dan mulai mendapatkan hasil yang sangat baik untuk pesepakbola disana. Saat ini tercatat seluruh pemain di MLS adalah anggota asosiasi yakni 540 anggota dan telah menghasilkan hal-hal positif lainnya.
Dari kisah-kisah asosiasi pemain yang ada di 5 cabang olahraga tim yang terpopuler saat ini di AS, sangat serupa dengan perjuangan yang ada di asosiasi pesepakbola yang ada dalam naungan FIFPro, dimana yang membedakan hanyalah jika dianalogikan dengan Video Games, yakni ada di Level mana saat ini asosiasi pesepakbola itu berada. Ada yang sudah berada di level atas dan nada yang masih berada di level bawah. Dan seperti layaknya bermain games tidaklah mungkin kita bisa berada di level 10 tanpa kita lalui level 1-9.
Dari banyaknya level yang akan dilalui sebuah asosiasi pemain, yang kami dapat dari kongres ini bahwa level awal adalah level “solidaritas pesepakbola”, yakni tahap dimana pesepakbola memiliki keinginan bersama untuk memperjuangkan suara mereka dalam satu wadah bersama. Level dimana ketika satu pemain tersakiti yang lain akan merasakan hal yang sama, level dimana pesepakbola tidak hanya mementingkan kepentingan dan keuntungannya sendiri namun harus secara bersama.
Pesepakbola Indonesia saat ini memiliki wadah yang menjadi anggota FIFPro yang bernama APPI, yang secara lama berdirinya sudah ada sejak 3 tahun yang lalu, namun baru benar-benar aktif sekitar 1 tahun yang lalu. Bersamaan dengan aktifnya APPI ini juga terjadi hal-hal yang tidak menguntungkan kondisi persepakbolaan di tanah air, mulai dari dualisme kepemimpinan, dualisme liga, keterlambatan gaji pesepakbola sampai dualisme tim nasional. Kami menyadari betul bahwa ada ekspektasi yang berbeda dari berbagai pihak untuk APPI dalam berbuat sesuatu dengan kondisi yang ada sekarang, dimana kami sangat mengapresiasi setiap dukungan maupun kritikan yang ada. Kami juga sangat menyadari bahwa saat ini kami masih dalam tahap solidaritas pemain sebagai sasaran utama, dimana untuk itupun kami belum maksimal sampai dengan saat ini. Namun satu hal yang pasti, kami akan terus berjuang untuk pesepakbola yang ada di Indonesia untuk keadaaan persepakbolaan yang jauh lebih baik dari saat ini.
Pekerjaan rumah kami masih sangat banyak, karena setelah level solidaritas ini pun masih banyak level lain yang harus dilalui, sebagaimana yang juga saat ini sedang berlangsung di Negara-negara maju sekalipun. Asosiasi pesepakbola di Inggris, Spanyol, Italia, Argentina, Brazil dan Negara-negara maju lainnya di sepakbola masih terus berjuang, begitu juga di Negara-negara afrika, Eropa timur, sampai di negara-negara asia. Untuk itulah asosiasi pesepakbola ini berdiri, bahwa tidak ada pesepakbola yang merasa ditinggalkan, tidak ada yang dibiarkan sendirian walaupun untuk itu ada proses dan waktu yang harus dijalankan.
Seperti yang telah dituliskan di awal bahwa setiap kemenangan ada pertarungan yang harus dilalui, dan setiap pertarungan pasti ada waktu yang harus dijalankan karena semua itu perlu proses dan pengorbanan.
Karenanya kami akan terus mengedukasi pesepakbola di Indonesia agar dapat satu suara, satu hati dan satu tindakan dan juga tentu kami sangat memerlukan dukungan dari seluruh masyarakat pecinta sepakbola di Indonesia, jangan putus harapan dan jangan sesali keadaan yang ada, namun mari kita bersama berbuat hal yang benar untuk persepakbolaan kita, karena untuk setiap masalah pasti ada jalan keluarnya.
Salam hangat dari kami, yang melaporkan langsung dari Washington DC, Amerika Serikat.
Valentino Simanjuntak
GM APPI

FIFPro General Assembly, Washington DC 2012 – Part 2

Opening
Sebagaimana yang telah dilaporkan sebelumnya bahwa kongres FIFPro tahun ini diawali dengan Board Meeting tiap divisi yang ada. Kongres dilanjutkan dengan pertemuan seluruh divisi dan anggota yang ada, yang dibuka oleh Theo Van Segellen selaku General Secretary dari FIFPro yang mengumumkan bahwa Ekuador yang sebelumnya telah di suspend dari FIFPro karena kasus korupsi yang ada, mulai tahun ini setelah disetujui oleh Booard of Fifpro kembali diberikan kesempatan dengan status kandidat member.
Acara dilanjutkan dengan sambutan yang diberikan oleh Presiden FIFPro Mr. Leoonardo Grosso yang mengutarakan bahwa issue tentang Standard minimum kontrak bagi pesepakbola harus dapat difasilitasi ooleh setiap asosiasi sepakbola di tiap divisi yang ada dan ia juga berbicara tentang bagaimana FIFPro harus mampu memiliki strategi yang mampu mencegah masalah gaji yang tidak dibayar dan gaji yang tidsak tepat waktu. Tentang standard minimum kontrak, sebagai informasi FIFPro sudah berhasil membuat MoU dengan UEFA yang langsung diwakiliki oleh Michel Platini agar standard minimum kontrak tersebut yang dipakai diseluruh tim sepakbola dalam yurisdiksi UEFA.
Setelah sambutan Presiden FIFPro dilakukan seremonial pengangkatan 4 anggota baru yang kesemuanya berasal dari Eropa Timur yakni:
  1. Kroasia
  2. Ceko’
  3. Montenegro
  4. Ukraina
Berkembangnya asosiasi pesepakbola di eropa timur juga tidak lepas dari peran FIFPro yang berani mengkritisi keadaan disana dengan FIFPro Blackbook eastern Europe yang berisi kritisi pelanggaran dan kekerasan kepada pesepakbola yang terjadi disana.
Asosiasi Pesepakboola Amerika Serikat
Selaku tuan rumah MLS Players Union diberi waktu untuk mempresentasikan tentang asosiasi mereka, yang saat ini sudah beranggootakan 550 dari 550 pesepakbola professional yang ada. MLS juga. Mereka mampu untuk melakukan perubahan poositif bagi pesepakbola sebagai berikut:
  • Meningkatkan standard gaji pesepakbola
  • Meningkatkan nilai kontrak pesepakbola 14% – 70%
  • Perlindungan kontrak pekerja
  • Perencanaan Pensiun dengan kontribusi dari liga
  • Adanya badan arbitrase yang netral
FIFPro Legal Team
Match Fixing
Bahwa saat ini FIFPro bersama dengan FIFA bekerjasama dengan Interpool dalam mencegah dan menyelidiki kasus atau potensi kasus terhadap match fixing, karena kasus ini yang paling mudah untuk dijadikan target adalah pesepakbola itu sendiri. Karena itu juga setiap Negara diminta untuk memulai kerjasama dengan pihak terkait di Negara masing-masing untuk dapat mencegah dan menyelidiki terhadap masalah ini.
CAS
Bahwa saat ini sedang terjadi komunikasi antara FIFPro dan FIFA untuk dapat mendesak CAS merevisi beberapa ketentuan bercara yang dianggap memberatkan dan menyulitkan pesepakbola.
DRC FIFA
DRC FIFA dikritisi karena waktu penyelesaian terhadap satu kasus yang berlangsung cukup lama, sehingga dianggap tidak lagi efektif, karenanya FIFPro akan memberikan rekomendasi bagi FIFA terkait masalah ini.
NDRC
Bahwa banyak Negara yang sampai saat ini belum memiliki NDRC, termasuk Indonesia, dan kalaupun ada banyak tiap Negara yang belum mengikuti ketentuan FIFA tentang NDRC yang diatur dalam circular letters FIFA no. 1010/1129. Karenanya FIFPro juga meminta anggotanya untuk mulai melakukan pertemuan-pertemuan dengan asosiasi sepakbola dalam membahas tentang hal ini.
Labor Union
Bahwa dengan masih adanya kendala dengan DRC dan NDRC FIFPro menyarankan untuk tiap asosiasi mendaftarkan di negaranya masing-masing sebagai serikat pekerja sehingga hak dan kewajiban dalam kontrak bias tercakup dalam undang-undang tenaga kerja begitujuga ketika terjadoi suatu dispute dapat diselesaikan dalam lingkup tenaga kerja.
Indonesia Special Condition
Dalam kongres sesi ini juga disampaikan secara terbuka tentang kondisi sepakbola Indonesia khususnya tentang masalah keterlambatan gaji pesepakbola. Banyak dari anggota FIFPro yang juga sudah menerima laporan dari anggotanya tentang masalah mereka di Indonesia. Karena itu dibentuk tim khusus yang dipimpin oleh Mr. Takuya Yamazaki wakil ketua FIFPro Asia untuk mendata laporan yang ada dari seluruh dunia untuk dapat coba diselesaikan secara bersama-sama kepada pihak yang berkepentingan.
Di tengah banyak nya asosiasi Negara-negara maju hadir dalam kongres ini, dengan membicarakan secara khsus yang terjadi di Indonesia membuktikan bahwa FIFPro sebagai Players Union benar-benar bekerja untuk mellindungi kepentingan pesepakbola di seluruh dunia tannpa melihat dari Negara mana asosiasi atau pesepakbola itu berasal. Suatu keadaan yang membuat setiap anggota merasa diterima dan didukung untuk bergerak secara global dalam melindungi pesepakbola.
DI hari ke-3 direncanakan Prince Ali sebagai VP FIFA juga akan hadir dalam kongres FIFPro dan akan menyampaikan pandangannya tentang hubungan FIFPro dengan FIFA.
Valentino Simanjuntak
GM APPI

FIFPro General Assembly, Washington DC 2012 – Part 1

Asosiasi Pesepakbola Profesional Indonesia (APPI) sebagai anggota resmi dari FIFPro kembali diundang untuk menghadiri kongres tahunan yang kali ini berlangsung di Washington DC 8-12 October 2012.Kongres kali ini bukian saja dihadiri oleh ke 55 anggota FIFPro namun juga 4 negara yang tahun ini diangkat menjadi member FIFPro (Kroasia, Ceko, Montenegro, Ukraina) dan 1 observer (Palestina).
Dalam kongres hari pertama diadakan Board meeting untuk tiap Divisi, yang terdiri dari Divisi Eropa, Amerika, Afrika, dan Asia. Dalam rapat Board Asia yang diikuti oleh APPI membahas tentang perkembangan yang ada, dimana saat ini FIFPro Asia hendak memberi perhatian kepada Malaysia, Thailand, Korea Selatan, dan China untuk dapat mendirikan asosiasi pemain mereka masing-masing.
Asosiasi Palestina
Dalam rapat Board Asia ini juga dihadiri oleh perwakilan Palestina Mr. Rami Rabi yang harus menjalani perjalanan selama 2 hari untuk dapat sampai ke Washington karena ia tidak diizinkan untuk dapat melalui Israel. Keberadaan perwakilan dari Plalestina tidak lepas dari peran FIFPro sejak tahun lalu yang beberapa kali sudah mengadakan rapat dengan persatuan sepakbola palestina dan juga pesepakbola disana. Hasil yang paling signifikan adalah tekanan yang dilakukan oleh FIFPro kepada Israel yang memenjarakan Mahmoud Sarsak, salah seorang pesepakbola Palestina karena ia hendak bermain professional menyeberangi jalur gazza. Pemain ini sudah dipenjara 8 bulan dan akirnya melakukan mogok makan hamper 3 bulan sebelum akhirnya dilepaskan walau dia harus kembali ke palestina dan tidak bisa menyeberang jalur gazza. Perkembangan baik yang lain adalah sudah ada 265 pemain professional saat ini di Palestina dimana dalam kontrak mereka ada minimum gaji yakni 1000 USD/bulan. Namun demikian mereka juga saat ini menghadapi 3 permasalahan penting, yakni:
  1. Tidak adanya kebebasan pesepakbola professional di Palestina untuk bermain di sepanjang wilayah Palestina dengan adanya sengketa jalur gazza
  2. Pesepakbola di Palestina tidak diizinkan bertemu dengan keluarga
  3. Tim nasional Palestina belum dapat bermain di luar daerah Palestina
Dan untuk hal tersebut Asosiasi Palestina meminta dukungan dari FIFPro, dan sudah menjadi kewajiban FIFPro untuk terus mendkung perkembangan asosiasi pesepakbola disana.
Indonesia
Tentang keadaan Indonesia, kembali APPI menyampaikan progress yang sudah ada, yakni meningkatnya tingkat kepercayaan pesepakbola kepada APPI dengan member yang sudah mencapai hampir 300 anggota. Selain itu tentu saja APPI juga melaporkan keadaan yang ada sekarang terjadi di Indonesia tentang tim nasional dan keterlambatan gaji pesepakbola yang nantinya akan dibahas pula dalam sesi bersama dengan seluruh divisi.
Tentang kondisi tim nasional dimana saat ini masih terjadi dualism walaupun sudah ada keseakatan baru dengan JC FIFPro asia juga menyayangkan ketidaktegasan AFC dengan adanya kalimat “kewenangan JC untuk mengharmonisasi” yang memang sampai dengans saat ini masi h multi interpretasi sehingga belum membuat tim nasional dapat bersatu.
Dari pertemuan pertama ini FIFPro asia sepakat untuk terus memperkuat solidaritas anggota di tiap-tiap asosiasi dan selain itu juga saling mendukung untuk semakin banyak mendirikan asosiasi pesepakbola di wilayah Asia. Brendan schwab selaku ketua FIFPro Asia dalam kesempatan kali ini juga berencana untruk datang ke Indonesia guna berdialog dengan berbagai pihak yang berkepentingan.
Valentino Simanjuntak
GM APPI

Tim Nasional Sepakbola Indonesia Milik Siapa?

Masalah terbesar bagi pesepakbola yang sejak adanya dualisme kepemimpinan PSSI terjadi adalah tentang tim nasional dan pemenuhan gaji pemain yang tertunda, dimana sampai dengan saat ini 2 masalah tersebut masih belum ditemukan jalan keluarnya. Dalam tulisan kali ini penulis akan membahas tentang tim nasional Indonesia yang saat ini seakan-akan menjadi milik salah satu pihak yang bersengketa.
Sekedar mengigatkan kita tentang masalah tim nasional ini, masalah yang timbul kalo dapat penulis tulis secara singkat adalah saat pesepakbola yang bermain di ISL tidak diizinkan untuk bermain di tim nasional karena adanya aturan FIFA yang mengharuskan pesepakbola bermain di liga resmi dimana menurut ketua umum PSSI versi Bpk Djohar Arifin Husein adalah kompetisi IPL. Selang dua bulan kemudian  PSSI mencabut larangan itu dan meminta pemain ISL untuk dapat bergabung, namun kali ini dari kepengurusan PSSI versi Bpk La Nyala Mataliti dan managemen klub-klub yang ada di ISL yang melarang pesepakbola  untuk memenuhi pemanggilan tim nasional yang ada.
Bulan lalu akhirnya kita mendengar kabar yang menggembirakan karena para pihak yang bersengketa sudah menandatangani satu MoU yang dapat menjadi harapan proses pemulihan keadaan yang terjadi di sepakbola di Indonesia, termasuk tentang tim nasional. Banyak pihak termasuk APPI sudah optimis bahwa dengan adanya MoU tadi maka semua pesepakbola terbaik di Indonesia berhak membela tim nasional terlepas bermain di liga mana. Ternyata anggapan itu buyar saat pemain-pemain ISL yang dipanggil dalam tim nasional U-22 untuk kualifikasi Piala Asia tidak diizinkan klub mereka dan akirnya memilih kembali ke klubnya masing-masing. Hal ini tentu saja membuat kekecewaan banyak pihak, terutama pihak yang secara netral mendukung tim nasional terbaik untuk dapat tampil. Apalagi setelah rapat joint committee pertama muncul pernyataan dari wakil ketua JC bahwa urusan tim nasional juga berada dalam JC, sementara pernyataan ketua JC tidak membenarkan hal tersebut karena tidak dibahas dalam pertemuan dan memang tidak tercakup dalam job desk dari JC itu sendiri mengacu pada MoU.
Hal ini tentu saja kembali menjadi bibit kontroversi yang dapat timbul, karenanya penulis ingin pembaca dapat turut menganalisa dan berpikir dengan jernih dilihat dari kacamata aturan-aturan yang akan penulis paparkan di bawah ini.
MoU PSSI, ISL & KPSI
Dalam Preamble MoU disebutkan tugas PSSI: ‘whereas PSSI is the only national football association that has the authority to regulate, manage, and organized all football activities or competitions in Indonesia’. Dari tafsiran atas definisi di atas berarti para pihak mengakui PSSI adalah satu-satunya Asosiasi sepakbola di Indonesia yang memiliki kewenangan untuk mengatur, mengelola dan mengorganisir segala kegiatan yang terkait dengan sepakbola. Pertanyaan untuk pembaca: apakah itu berarti termasuk dalam membentuk tim nasional?
Sementara itu tugas Joint Committee dalam Point C butir 4 ‘to evaluate the IPL and ISL in order to create one and only one top-tier Indonesian Football league as soon as possible’. Ditambah lagi dengan melakukan agenda tentang status exco PSSI dan menyelenggarakan kongres. Pertanyaan untuk pembaca adalah: apakah pembentukan tim nasional ada dalam kewenangan JC?
FIFA Regulations on the status and transfer of Players Annexe 1
KLUB
Bahwa klub wajib hukumnya memberi izin kepada pemain yang dipanggil ke tim nasional selama pertandingan yang akan dijalani termasuk di dalam International Match Calendar FIFA dan berlaku juga untuk semua pertandingan dengan dasar keputusan khusus dari exco FIFA.
FEDERASI
Bahwa federasi wajib hukumnya untuk mengirimkan surat 10 hari jelang pertandingan (untuk pemain yang main di dalam negeri) kepada klub dan memberikan jaminan bahwa pemain akan kembali ke klub selambat-lambatnya 24 jam setelah pertandingan (jika bermain di 1 konfederasi) dan bisa jadi 48 jam (jika bermain di luar konfederasinya)
PESEPAKBOLA
Pesepakbola wajib hukumnya untuk memenuhi pemanggilan dirinya di tim nasional jika memang dalam keadaan yang sehat untuk bermain, dan jika cedera harus dengan pemeriksaan dokter yang dipilih oleh federasi
Terhadap 3 kewajiban tersebut baik kepada klub, federasi, dan pesepakbola jika terbukti dilanggar akan ada sanksi dari FIFA yang beragam.
Dari ketentuan di atas sekarang pembaca dapat menganalisa dengan dasar hukum yang penulis paparkan apabila Tim Nasional Indonesia di pertandingan mendatang tetap tidak diperkuat oleh pemain terbaiknya, terletak dimanakah dari ketiga unsur di atas (Klub, Federasi, Pesepakbola) yang menyalahi aturan FIFA di atas.
Penulis tentu berharap mulai sekarang Klub harus legowo melepas pemainnya ke tim nasional, apabila memang tidak ada alasan yang kuat untuk menolak. Federasi juga harus mengundang pemain dengan tata cara yang sesuai. Pesepakbola pun harus dapat membuat keputusan yang dapat  mereka ambil bukan semata-mata memenuhi keinginan pihak tertentu tetapi harus memenuhi hak dan kewajiban yang tertulis menurut FIFA dan juga tentunya memberikan sumbangsih skillnya untuk kepentingan negara Indonesia.
Saya tutup tulisan kali ini dari preamble MoU antara PSSI, ISL dan KPSI:  ‘Whereas PSSI, ISL and KPSI reaffirm their statutory obligations to remain neutral in politics, to promote friendly relations between members, clubs, officials, and players, and to endorse the principles of fair play as well as the principles of loyalty, integrity, and sportmanship’.
Kalau sudah jelas hal di atas disetujui oleh para pihak, apakah menurut pembaca wajar jika salah satu pihak ada yang masih tidak setuju untuk tim nasional diperkuat oleh seluruh pemain terbaik Indonesia?
Menurut Tim Nasional Indonesia bukan milik pihak-pihak tertentu, tim nasional Indonesia adalah milik bangsa Indonesia yang mempercayakan pengelolaannya kepada federasi, diperankan oleh pesepakbola terbaik, dan dibina oleh klub tempat mereka bermain. MERDEKA!!!
Valentino Simanjuntak
General Manager APPI

Perusahaan lokal (justru) mensponsori Klub Asing, Tanya Kenapa? – Part 2

Jika dalam tulisan bagian pertama, penulis mengutarakan keadaan yang terjadi di persepakbolaan Indonesia untuk dijadikan bahan pemikiran bersama bagi pembaca, mengapa perusahaan lokal justru mensponsori klub asing ataupun pemain asing untuk menjadi brand ambassador-nya, maka di bagian kedua ini penulis memberikan informasi tentang paket sponsorship yang digunakan di klub-klub yang sudah mendunia dan dapat pembaca bandingkan dengan yang ada di Indonesia.
Musim 2012-2013 akan segera dimulai, aktivitas yang selalu ramai untuk dinantikan sementara pesepakbola sedang berlibur adalah bursa transfer pesepakbola dan yang tidak kalah menariknya adalah sponsorship yang didapat oleh klub-klub menjelang kompetisi baru. Selama ini sponsor utama bagi klub adalah produsen jersey yang dipakai dan branding nama perusahaan yang ditempatkan di bagian depan jersey dengan durasi kontrak antara 3-10 tahun menjadi sumber penghasilan dana bagi klub-klub sepakbola. Seiring semakin mendunia-nya sepakbola melalui segala media dan dampak positif yang di dapat banyak perusahaan dengan memberikan sponsor bagi klub sepakbola membuat semakin banyak perusahaan dengan merek-merek terkenal ingin menjadi sponsor bagi klub sepakbola. Di sisi lain semakin mahalnya nilai transfer dan kontrak  pemain membuat klub harus kreatif dalam menjual klubnya kepada sponsor.
Dari keadaan di atas maka terbentuklah keadaan ‘pasar’ yang ada seperti sekarang ini antara sponsor dengan klub sepakbola:
Sponsor Jersey
Ini adalah sponsor terbesar dan menurut penulis juga yang paling dibutuhkan bagi klub itu sendiri. Sponsorship ini biasanya berdurasi cukup panjang antara 3-10 tahun. Sponsor memerlukan media promosi bagi produknya untuk digunakan oleh seluruh anggota dari klub pesepakbola, sponsor dapat juga mempromosikan teknologi terbaru yang mereka miliki, dan sponsor dapat meningkatkan image-nya jika yang menggunakan adalah klub besar dan berprestasi. Di sisi lain bagi klub juga tentu memerlukan seragam dan perlengkapan pakaian lain yang dapat digunakan baik saat bertanding maupun berlatih dengan bahan yang paling berkualitas untuk memperolah kenyamanan saat digunakan serta sekarang yang tidak kalah pentingnya adalah model yang paling oke.
Untuk sponsorship yang satu ini sudah tentu Merek Adidas dan Nike jadi yang terdepan dalam mensponsori klub dengan nilai yang fantastis. Sekarang bahkan banyak merek-merek lain yang bermunculan pada jersey klub sepakbola. Macron, produsen pakaian olahraga buatan Italia baru saja memperpanjang kontrak dengan Napoli hingga 2015 dengan memberikan kompensasi dana, pakaian baik untuk kepentingan pertandingan maupun kasual. Alasan Macron memperpanjang kontrak karena sejak dikenakan oleh tim Napoli Macron saat ini semakin dikenal dan menjadi salah satu yang terdepan di dunia internasional untuk pakaian olahraga. Bukan hanya klub Italia, Aston Villa dan West Ham United klub dari Inggris juga telah bersepakat dengan Macron, bahkan khusus aston villa  nilai kontrak yang disepakati membuat rekor di klub mereka dengan nilai 15 juta poundsterling untuk 4 tahun menggantikan Nike. Merek baru yang juga sekarang sudah mencoba mensponsori jersey sepakbola adalah Warriors yang lebih terkenal untuk digunakan di American Football dan sekarang mensponsori klub Liverpool
Di Indonesia sendiri kita bisa meihat produsen pakaian yang mensponsori klub sangat beragam, mulai dari merek lokal sampai merek asing, sebut saja League, Specs,Vilour, Umbro, Joma yang mana ironinya adalah tidak ada yang disponsori oleh 2 merek besar Adidas ataupun Nike.
Bahkan ada kisah menarik beberapa tahun lalu, ketika klub tidak mendapatkan sponsor untuk jersey, pihak klub memesan pakaiannya sendiri sekaligus memesan bordir logo merek tertentu agar terlihat ‘bonafide’, sebuah kenyataan yang sangat unik tentunya, karena bukan saja melanggar hak merek dari merek tersebut, namun juga secara tidak langsung mempromosikannya.
Kalau di luar negeri produsen tidak ragu memberikan sponsorship 3-10 tahun, tentu sulit dilakukan di Indonesia, karena rata-rata kontrak pemain saja 1 tahun selain itu tidak jelasnya keberlangsungan berjalannya liga setiap musim kompetisi.
Sponsor Depan Jersey
Sponsorhip ini adalah yang paling banyak diminati brand besar, karena akan selalu melekat di jersey pesepakbola dimanapun dan kemanapun mereka bermain, termasuk yang dijual ke khalayak umum, sehingga ketika yang membeli jersey tersebut misalnya 1 juta orang, maka akan ada 1 juta orang yang sedang ‘mempromosikan’ brand tersebut.
Juara MLS cup LA Galaxy telah mengumumkan bahwa mereka telah membuat rekor dengan pihak sponsor yakni Herbalife, dengan bersepakat perpanjangan kontrak 10 tahun (2012-2022) senilai USD 44 juta. Alasan mereka untuk memperpanjang kontrak mereka menurut pihak sponsor adalah bagaimana berhasilnya mereka ‘berjudi’ dengan mensponsori LA Galaxy 6 tahun yang lalu ketika belum banyak yang mengetahui. Sekarang seluruh dunia sudah mengetahui klub ini dan mereka mendapatkan apa yang mereka inginkan yakni mempromosikan hidup yang aktif dan sehat.
Klub Inggris Newcastle United mampu menarik sponsor ketika klub mereka sedang krisis musim lalu salah satunya dengan mendapatkan sponsor depan jersey mereka dari salah satu perusahaan multibilioner Richard Branson, yaitu ‘Virgin Money’ sehingga musim lalu bukan saja mereka selamat secara finansial namun dapat membeli pemain-pemain baru serta prestasi yang sangat baik
Bicara di Indonesia cukup unik aturan untuk sponsor yang satu ini, mulai dari aturan semua klub harus menggunakan sponsor depan jersey yang sama, kemudian tiap klub bebas untuk menempelkan sponsor-sponsornya di jersey seperti pakaian balap, sampai dengan keadaan klub tidak mendapat sponsor depan jersey ini semua pernah dilalui oleh klub di Indonesia.
Sponsor Nama Stadion
Nama stadion berubah menjadi nama sponsor tentu tidak menjadi keputusan populer di mata suporter karena dianggap melanggar ‘kesucian’ dari nama stadion kebanggaan mereka. Namun melihat butuhnya klub sokongan dana dari sponsor maka stadion-stadion besar saat ini mulai menggunakan nama sponsor mereka
Contoh paling populer dengan keputusan menamakan stadion mereka dengan nama Merek sponsor adalah Stadion Emirates untuk Arsenal, dengan nilai kontrak sekitar 100 juta poundsterling, kemudian Alianz arena untuk klub Bayern Munchen juga memiliki kisah yang sama, walaupun di protes pada awalnya namun memang keputusan itu menolong keberlangsungan klub. Yang sampai sekarang masih terjadi konflik terkait ini adalah Newcastle United yang merubah nama stadion historikal mereka ‘St James Park’ menjadi ‘Sports Direct Arena’ yang memang harus dilakukan karena ketika itu newcastle sedang diambang pailit
Hal ini seharusnya dapat ditawarkan bagi sponsor Indonesia, karena masih minimnya stadion berkualitas di negara kita. Sponsor dapat melakukan branding dengan merenovasi atau membangun baru stadio dengan nama merek mereka dengan kontrak jangka panjang. Klub akan tertolong dan sponsor pun akan dikenal dan lebih secure karena nama stadion akan selalu terpampang dan disebut terlepas berlangsung atau tidaknya liga.
Sponsor Dalam Stadion
Branding di dalam stadion biasanya dapat dilakukan dengan penempatan a board. Selama ini kita bisa melihat branding dari satu perusahaan tertentu sepanjang pertandingan, namun sekarang semakin tingginya teknologi a board dapat dimodifikasi menjadi electronic a board dimana secara otomatis dengan waktu yang sudah ditentukan nama brand yang ada bisa berganti.
Paket sponsorship ini biasanya dapat dibuat jangka pendek maupun jangka panjang, hanya beberapa pertandingan atau seluruh musim, bahkan dengan adanya electronic a board paket sponsorship dapat diatur untuk muncul hanya beberapa menit atau sepanjang pertandingan. Perusahaan Indonesia yang sudah mensponsori ada Super Soccer sudah di beberapa pertandingan liga inggris, dan Garuda Indonesia ketika pertandingan persahabatan internasional tim Inggris. Tipe sponsorship ini jugalah yang disepakati oleh Garuda Indonesia pekan lalu dengan klub Inggris Liverpool selain di dalamnya masih ada paket kesepakatan yang lain
Di Indonesia, dengan dualisme yang ada saat ini kita bisa melihat branding a board hanya dilakukan oleh merek grup dari stasiun tv yang menayangkan, mulai dari nama stasiun tv nya sampai program-program acara yang ditayangkan di tv tersebut.
Sponsorship Lainnya
Untuk sponsor lainnya ini sangat bergantung pada kemampuan menjual dari management dan juga seberapa tinggi reputasi dari klub tersebut. Klub dengan reputasi seperti Manchester United dapat kita jadikan contoh bahwa ketika suatu klub sepakbola sudah menjadi merek yang kuat maka sponsor akan mau bahkan rela berada dalam waiting list untuk bisa bekerjasama dengan klub.
Seperti yang sudah banyak diketahui bahwa Manchester United memiliki mega kontrak sponsorship dengan Nike dan AON. Tapi tahukah pembaca bahwa MU juga menjalin sponsorship dengan:
  • Chevrolet menggantikan Audi sebagai sponsor resmi otomotif selama 5 tahub
  • DHL sebagai sponsor resmi logistik
  • Singha sebagai sponsor resmi Bir, dimana berita terakhir Singha tahun depan akan beralih ke Chelsea
  • Concha y Toro sponsor resmi ‘wine’
  • Perusahaan telekomunikasi Globul (Bulgaria), Du (Uni Emirat Arab), Beeline (Vietnam), Zong (Pakistan), Bharti airtel (Africa) pernah juga ‘3’ (Indonesia)
  • Mister Potato, Malaysia untuk dapat menggunakan logo di kawasan Malaysia
  • Bank Danamon, Indonesia untuk dapat menyertakan logo nya pada kartu kredit di Indonesia
  • Dan masih banyak lagi sponsor lain untuk Manchester United
Walaupun belum sebanding dengan klub MU, namun paling tidak jika kita melihat tim lokal kita bisa melihat Persib Bandung yang berhasil ‘menjual’ klubnya kepada sponsor yang membuat mereka setiap tahun terus dapat menurunkan hutang perusahaan bahkan tahun ini diperkirakan mulai meraup keuntungan. Persib mempu mengelola keuangan klub dengan tidak tergantung kepada figur tertentu, sehingga keberlanjutan klub semakin terjamin, pemenuhan hak pemain, official, dan karyawan juga baik.
Persib mampu  menjalin kerjasama dengan lebih kurang dengan 24 sponsor yang terbagi dengan sponsor paling utama Premium yakni Daya Adicipta Mustika, 10 sponsor platinum 13 sponsor silver.
Ini menandakan bahwa sebenarnya di tengah kelesuan dan masalah di Indonesia, jika management klub mampu ‘menjual’ dan mengelolanya dengan baik, apalagi ditambah dukungan suporter dan prestasi klub serta pemainnya maka sponsor lokal seperti Garuda Indonesia, Kacang Dua Kelinci, Biskuat, Bank Danamon, Bank BNI dan lainnya tentu tidak akan berpikir panjang untuk juga menjadi official sponsor bagi klub-klub di Indonesia.
Tentu unik sekarang ungkapan ‘Garuda di dadaku’ yang biasanya dikumandangkan suporter tim nasional Indonesia, sekarang akan memiliki makna yang sama dengan pendukung Liverpool FC, paling tidak bagi member BIGREDS (pendukung resmi klub Liverpool di Indonesia) J, karena selain Garuda Indonesia sekarang menjadi sponsor resmi lambang, di klub Liverpool juga ada figur burung yang biasa disebut Liverbird.
Semoga sedari sekarang semua klub di Indonesia mulai membuat business plan dengan tata kelola keuangan yang baik sehingga mulai musim depan keadaan menyedihkan seperti di musim ini khususnya dalam hal Sponsorship tidak terulang lagi.
Valentino Simanjuntak
General Manager APP

Perusahaan lokal (justru) mensponsori Klub Asing, Tanya Kenapa? – Part 1

Indonesia di tahun 2011-2012 kemarin begitu ‘dibanjiri’ oleh klub, pemain, bahkan pelatih top manca negara sebut saja LA Galaxy, Inter Milan, AC Milan Legend, EPL Master,Giovanni Van Bronchost, Edwin Van Der Sar, Cesc Fabregas, Xabi Alonso, Jose Mourinho, dan Pep Guardiola. Bahkan saat tulisan ini dibuat rencananya juga akan hadir Pepe dan Arbeloa dan rencananya di bulan Juli ini juga akan datang QPR, Everton, Galatasaray.
Positif bagi semua pihak
Hal ini tentu saja menjadi hal yang positif bagi seluruh pihak. Bagi pecinta sepakbola di Indonesia karena dapat dari dekat menyaksikan klub, pemain, pelatih yang selama ini hanya dapat disaksikan di televisi ataupun kalo mau melihat langsung harus mengeluarkan dana yang lebih besar. Bagi pesepakbola kita yang mendapat kesempatan tampil berlaga bersama juga sudah tentu mendapatkan pengalaman yang sangat mahal nilainya. Bagi PSSI sebagai induk organisasi hal ini menjadi salah satu prestasi yang dapat diraih, dimana kalau era sebelumnya sangat sulit, sekarang sudah ada ‘kepercayaan’ dari dunia internasional. Bagi penyelenggara tentunya juga menjadi hal yang menguntungkan karena secara portfolio mereka dapat dipercaya oleh berbagai pihak dan secara komersial mereka juga mendapatkan untung dengan banyaknya sponsor yang mendukung acara yang dibuat. Sementara bagi sponsor sendiri bagaimana? Penulis belum melakukan riset secara mendalam tentang hal ini, namun dengan banyaknya sponsor setiap acara yang melibatkan baik itu Klub, Pemain maupun Pelatih asing paling tidak menunjukan secara tidak langsung bahwa mensponsori acara serupa adalah ‘good business’ untuk mereka (pihak sponsor).
Ironi dukungan sponsor
Penulis sependapat bahwa hal ini menjadi suatu hal yang positif bagi persepakbolaan Indonesia, namun  ironinya, sponsor-sponsor tersebut berlomba ingin bekerja sama ketika ada kaitannya dengan klub,pelatih maupun pelatih asing. Masih belum percaya?
Pihak sponsor lokal sekarang ini bahkan bukan hanya berani untuk memberi dukungan pada acara serupa, namun juga langsung dengan menjadi sponsor resmi dari klub atau pemain tertentu, sebut saja Kacang dua kelinci menjadi sponsor resmi Real Madrid, Biskuat menunjuk Cesc Fabregas sebagai Brand Ambassador, Bank Danamon menjadi sponsor resmi Manchester Uniter, Bank BNI menjadi sponsor resmi Chelsea FC dan yang terhangat adalah Garuda Indonesia menjadi sponsor resmi Liverpool FC.
Hal ini sungguh bertolak belakang dengan yang dialami oleh klub-klub lokal di Indonesia baik di IPL maupun ISL dimana banyak klub saat ini tidak mampu mendapatkan sponsor yang berdampak pada ketidakmampuan membayar hak gaji pemain mulai dari 2-6 bulan.
Bagi sebagaian pengamat berpendapat bahwa pihak sponsor tidak nasionalis karena lebih mengutamakan mensponsori klub asing, namun sebagian yang lain justru mendukung karena yang sering terjadi selama ini justru banyak ruginya jika memberikan sponsor pada klub lokal. Penulis tidak memberikan opini mana yang lebih tepat dari dua analisa di atas, namun lebih ingin mengajak pembaca berpikir bersama tentang masalah sponsorship ini.
Sponsorship adalah dukungan baik finansial maupun non finansial kepada suatu organisasi, orang, atau aktivitas yang dapat dipertukarkan dengan publisitas merek dan suatu hubungan. Sponsorhip dapat membedakan sekaligus meningkatkan nilai suatu merek. Sponsorhip pada akhirnya diharapkan meningkatkan pendapatan perusahaan mereka. Nah, sekarang apakah tujuan dari sponsorship itu dapat dicapai dengan mendukung klub-klub lokal di Indonesia?
Dualisme Pengurus dan Liga
Adanya dualisme ini membuat para sponsor tidak dalam keadaan yang ‘secure’ karena mereka seperti berada di persimpangan jalan. Ingin mensponsori liga yang resmi namun sepi penonton dan tidak dimainkan oleh pemain-pemain terbaik membuat publisitas tidak tercapai, namun sebaliknya mensponsori liga yang satunya walau ramai penonton dan pemain terbaik tapi tidak resmi dapat bertentangan dengan kebijakan perusahaan dan membuat image yang tidak baik bagi perusahaan;
Profesionalitas Pengelola Liga dan Klub
Menjadi hal yang umum diketahui publik bahwa birokrasi juga menjadi penghambat para sponsor untuk dapat memberikan dukungan di klub-klub lokal kita. Sudah banyak kisah yang berisikan tentang kekecewaan pihak sponsor manakala memberikan dukungannya baik bagi liga maupun klub-klub lokal kita. Masih sedikit yang managemen klubnya sudah dikelola secara profesional dan memiliki business plan yang  SMART (Specific, Measurable, Achievable, Realictic, Timeline) serta keuangan yang akuntabilitasnya dapat dipertanggungjawabkan. Hal ini tentu bertolak belakang dengan kebijakan perusahaan yang justru harus mengedepankan akuntabilitas dari setiap kerja sama yang dilakukan;
‘Unsportmanship behavior’ Pesepakbola dan Wasit di Indonesia
Liga di Indonesia suka tidak suka, setuju tidak setuju masih sangat sering dibumbui dengan perilaku pemain maupun wasit yang tidak mencerminkan sportivitas. Perkelahian antar pemain, protes berlebihan kepada wasit yang keputusannya memang sering kontroversial masih terus dapat kita saksikan dalam liga sepakbola kita. Apakah ini yang diinginkan perusahaan yang memberikan sponsor? Bahkan kadang mereka berkelahi di depan a-board dari perusahaan mereka di pinggir lapangan;
Penonton yang Rusuh
Setali tiga uang dengan pesepakbola dan wasit, sangat disayangkan masih ada kalangan suporter yang belum menyadari bahwa kerusuhan hanya akan berdampak negatif bukan hanya bagi dirinya sendiri, namun juga bagi semua pihak termasuk sponsor. Jika tidak ada sponsor siapa yang akan memberikan dukungan dana bagi klub yang dicintai oleh suporter tersebut?
Kalau itu menurut penulis, bagaimana dengan anda, mengapa perusahaan lokal (justru) mensponsori klub asing?
Valentino Simanjuntak
General Manager APPI